Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2021, 13:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Para ahli astronomi kita telah menemukan banyak bintang di galaksi. Namun, bintang yang paling dekat dengan Bumi saja berjarak 4 juta tahun cahaya. Lalu, bagaimana cara ahli astronomi bisa mengetahui umur suatu bintang?

Menurut ahli astronomi dari Space Telescope Science Institute Baltimore, David Soderblom, bintang yang kita tahu umurnya hanya Matahari. Namun, umur Matahari bisa membantu kita mengetahui umur bintang yang lainnya.

Cara menghitung umur bintang

1. Diagram Hertzsprung-Russell

Cara pertama menghitung umur bintang adalah dengan diagram H-R yang ditemukan oleh dua ahli astronomi, yaitu Ejnar Hertzsprung dan Henry Norris Russell. Teknik ini ditemukan pada awal abad ke-20.

Ahli astronomi menentukan umur bintang dengan mengamati spektrum, luminositas, dan pergerakan suat bintang. Informasi ini akan dibandingkan dengan bintang lain untuk mengetahui berbagai karakteristik bintang tersebut, termasuk umur bintang dan berapa lama lagi bintang itu akan hidup. Cara ini disebut memiliki tingkat kesalahan 10 sampai 20 persen saja.

Cara ini mudah dilakukan karena hampir semua bintang menghabiskan sekitar 90 persen hidupnya pada fase utama. Fase utama adalah waktu dimana bintang terus menerus mengeluarkan energi dan radiasi yang merupakan hasil pembakaran nuklir pada inti bintang.

Fase utama ini memberikan banyak sekali informasi. Misalnya, bintang paling biru merupakan bintang paling panas. Bintang tersebut masih memiliki banyak sekali bahan bakar pada inti bintang. Semakin terang, maka semakin muda umur bintang tersebut.

Hal tersebut berkaitan dengan teori yang disampaikan para ilmuwan bahwa ketika bahan bakar di inti bintang mati, maka bintang tersebut akan menjadi tidak stabil. Kondisi ini akan membuat bintang melebar dan membentuk lubang hitam.

Baca juga: 5 Fakta Galaksi Bima Sakti, Galaksi dengan 200 Miliar Bintang

2. Gyrchronology

Ahli astronomer juga mengembangkan cara baru yaitu gyrochronology. Gyrochronology ditemukan oleh ahli astronomer bernama Andrew Skumanich pada tahun 1972. Teknik ini paling baik digunakan untuk menghitung umur bintang yang lebih muda dari Matahari.

Teknik ini mampu menghitung umur bintang dari kecepatan rotasi suatu bintang. Kecepatan suatu bintang akan terus berubah teratur sesuai dengan umurnya.

Selain dari kecepatan rotasi, teknik gyrochronology juga menggunakan warna suatu bintang sebagai bagian dari umur bintang tersebut. Teknik ini mampu menghitung umur bintang dengan estimasi kesalahan sebesar 15 persen.

Baca juga: Mengenal Bintang Pollux yang Akan Sejajar dengan Bulan Malam Ini

3. Seismologi bintang

Data yang didapatkan dari teknik kecepatan rotasi bukan data yang paling akurat untuk mendapatkan umur suatu bintang. Oleh karena itu, teleskop luar angkasa Kepler digunakan. Kepler digunakan untuk mengamati bintang yang sama dalam waktu yang sangat panjang.

Cara ini mampu mengetahui umur suatu bintang dengan mengetahui perubahan keterangan suatu bintang. Data tersebut menjadi indikator untuk mengetahui apa yang terjadi di bawah permukaan bintang dan mampu memperkirakan umur bintang.

Tidak hanya teleskop Kepler, teleskop lainnya seperti TESS milik NASA dan CHEOPS miliki European Space Agency juga digunakan untuk mengamati bintang-bintang. Hal ini agar kita bisa menghitung usia lebih banyak bintang, bahkan mengetahui evolusi galaksi dan pembentukan planet.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com