KOMPAS.com - Kulit kering disebabkan karena hilangnya kelembapan pada kulit. Terlebih, dalam masa pandemi Covid-19 kemungkinan kulit menjadi kering semakin meningkat.
"Prevalensi kulit kering semakin meningkat pada era pandemi karena kita beradaptasi dengan new normal, jadi kita ada kebiasaan-kebiasaan baru yang ternyata sebenernya secara tidak kita sadari dapat membuat kulit kita semakin kering," jelas dokter spesialis kulit dan kelamin dr Arini Astasari Widodo, SpKK dalam webinar #AntiKresekKresek yang digelar Zen Antibacterial, Jumat (12/11/2021).
Menurut dr Arini, kebiasaan seperti sering mencuci tangan atau sering mandi, secara tidak langsung memengaruhi kulit.
Aktivitas baru yang berbeda selama diam di rumah pun dinilai dapat menambah masalah pada kulit yang berbeda. Sebab, aktivitas kelenjar minyak dan kelenjar keringat menjadi lebih rendah.
"Pada dasarnya, semakin (bertambahnya) umur kulitnya akan semakin kering. Jadi secara natural semakin kita bertambah umur kelembapan kulit akan semakin menurun akibat lemak kulit yang menurun," ujar dr Arini.
Baca juga: Mengenal Psoriasis, Penyakit Kulit Kering dan Menebal
Meski begitu, kulit kering juga bisa dialami semua kelompok usia, dari anak-anak hingga orang lanjut usia (lansia).
Dokter Arini memaparkan, kulit kering meningkat selama pandemi, yang disebabkan oleh beberapa kebiasaan baru, antara lain:
Mencuci tangan terlalu sering bisa mengakibatkan kulit kering, karena penggunaan sabun yang tidak tepat membuat lemak kulit hilang, kemudian terjadi pengelupasan kulit meningkat, dan penguapan air meningkat yang merusak barrier kulit.
"Apabila kita memiliki kulit kering, apa yang terjadi dan apa yang menjadi concern adalah barrier damage atau rusaknya pertahanan kulit kita," tutur dr Arini.
Baca juga: Gatal dan Kulit Kering? Bisa Jadi Pertanda Dermatitis Atopik