Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Balita Diajari Makan Cabai, Bahayakah? Ini Kata Ahli Gizi

Kompas.com - 10/11/2021, 12:00 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Viral sebuah video di media sosial, seorang ibu memberikan cabai kepada anaknya yang masih balita.

Dalam video yang diunggah di aplikasi TikTok itu sang ibu menuliskan, bahwa ia mengajarkan anaknya makan cabai agar ketika sudah tumbuh besar nanti terbiasa makan makanan pedas, seperti cabai.

"Saya mengklarifikasi mengajarkan bayi makan cabe, supaya bsarnya sanggup mkan cabe. Sebab kaknya udah 2,5 bulan blum sanggup mkan cabe. Adeknya sudh mulai bs," tulis pemilik akun dalam keterangannya.  

Video balita yang diajarkan makan cabai ini pun ramai diperbincangkan netizen melalui akun Twitter @tubirfess.

Baca juga: Viral di TikTok Makan Acar Bawang Putih dengan Saus dan Cabai, Ini Bahayanya

Bahkan tak sedikit netizen yang menyayangkan perbuatan ibu tersebut.

Lantas, sebenarnya bahayakah membiasakan balita makan makanan pedas?

Ahli gizi DR dr Tan Shot Yen, M.hum mengungkapkan, bahwa makanan pedas erat kaitannya dengan budaya dan selera setiap orang. Sebab, bagi beberapa orang, rasa pedas justru meningkatkan nafsu makan.

"Memang bagi beberapa orang, pedas menyebabkan nafsu makan meningkat. Bisa jadi pada balita juga, tapi melihat dampak jangka panjangnya, ada baiknya frekuensi dan tingkat kepedasan menjadi pertimbangan, terutama bagi anak di bawah umur," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (9/11/2021).

Sementara itu, menyoal usia berapa sebaiknya anak-anak diperbolehkan makan makanan pedas, Tan menyebut, bahwa usia berapa pun diperbolehkan dengan catatan tidak ada paksaan bagi anak untuk membiasakan makan pedas seperti cabai.

Pasalnya, memaksakan anak-anak untuk memakan cabai dapat memberikan trauma kepada mereka. Artinya, orangtua memang harus ekstra hati-hati dalam memberikan asupan makanan kepada balita.

Diakui Tan banyak pula orangtua yang bertanya, perlukah mereka mengajarkan anak-anak untuk makan pedas sejak dini.

Dokter Tan menuturkan, mengajarkan anak-anak yang masih balita untuk mulai makan makanan pedas dirasa tidak perlu dilakukan. Menurutnya, biarkan saja anak memilih apa yang disukai.

"Jika anak mau (makan pedas), silahkan. Tapi tidak perlu sampai harus diajarkan," imbuhnya.

Baca juga: Meski Bikin Sakit Perut, Kenapa Orang Tetap Suka Makanan Pedas?

Efek samping makan makanan pedas bagi balita

Faktanya, cabai memang mengandung banyak serat dan vitamin. Beberapa di antaranya meliputi vitamin C, vitamin, A, antioksidan, serta mineral.

Kendati begitu, sebaiknya hindari mengonsumsi cabai secara berlebihan, termasuk pada anak-anak.

Meski balita diperbolehkan makan makanan pedas, risiko efek samping yang ditimbulkan juga bisa memengaruhi kesehatan, khususnya pada sistem pencernaan.

Baca juga: Astronot Rayakan Panen Cabai Pertama di Stasiun Luar Angkasa Internasional

"Prinsipnya rasa pedas bisa mengiritasi saluran cerna, mulai dari lambung hingga usus besar bahkan (maaf) anus. Makanan pedas juga bisa mencetuskan asam lambung yang berbalik naik ke kerongkongan," ujar Tan.

Lebih lanjut, dia berkata, capsaicin yaitu senyawa yang memberi rasa pedas berisiko memperlambat pengosongan lambung.

Sehingga, selain mengiritasi permukaan saluran cerna, terlalu sering mengonsumsi makanan pedas kerap memberikan dampak laksatif atau risiko diare pada anak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com