Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Analisis BMKG Terkait Banjir Alor NTT yang Rusak Rumah dan Sawah Milik Warga

Kompas.com - 06/11/2021, 11:30 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain banjir bandang di Batu Malang, banjir juga merendam wilayah Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dalam beberapa hari terakhir ini. Bencana banjir di Alor ini telah merusak rumah dan awah warga.

Sedikitnya sekitar 9 unit rumah warga di Desa Malaipea, Kecamatan Alor Selatan, Kabupaten Alor, rusak diterjang banjir.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT Ambros Kodo mengatakan, banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah itu sejak Rabu (3/11/2021) pagi hingga siang.

Hujan lebat itu mengakibatkan Sungai Malaipea meluap, sehingga menyebabkan banjir dengan ketinggian hingga 3 meter.

"Tidak ada korban jiwa, hanya sembilan unit rumah warga yang rusak," kata Ambros seperti pemberitaan Kompas.com, Kamis (3/11/2021).

Baca juga: Banjir Bandang di Batu Malang, Begini Analisis BMKG

 

Selain rumah warga, sawah milik warga seluas tujuh hektar dan jembatan penghubung Dusun 1 dan Dusun II, Desa Malaipea juga rusak diterjang banjir Alor.

Berikut analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait bencana hidrometeorologi yang menyebabkan banjir di Alor.

Analisis BMKG terhadap banjir di Alor NTT

Cuaca ekstrem berupa hujan intensitas lebat ini juga menerpa beberapa wilayah di Indonesia bagian timur.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan bahwa fakta menunjukkan, tiga hari terakhir terjadi bencana hidrometeorologi di beberapa wilayah Indonesia, di antaranya banjir di wilayah Kecamatan Alor Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Baca juga: Kota Batu Dilanda Banjir Bandang, Ini Daftar Wilayah Indonesia Waspada Potensi Banjir Bandang

Ilustrasi banjir rendam permukiman pendudukIstimewa Ilustrasi banjir rendam permukiman penduduk

Sejak tanggal 3 November 2021 lalu, banjir di Alor tersebut menyebabkan lahan persawahan dan pemukiman penduduk terendam dan rusak.

Analisis kondisi cuaca di wilayah Alor menunjukkan bahwa kejadian bencana banjir di Alor  tersebut secara umum turut dipicu oleh adanya curah hujan intensitas lebat-sangat lebat disertai kilat atau petir.

Guswanto menjelaskan curah hujan terukur di sekitar Pailelang mencapai intensitas 103 mm dalam periode 24 jam. 

"Kondisi cuaca ekstrem di wilayah Alor dipicu oleh pertumbuhan awan hujan jenis Cb (Cumulonimbus) yang cukup intens dan merata sehingga menimbulkan curah hujan sedang-lebat yang terjadi dalam durasi yang cukup lama," ujarnya.

Baca juga: 10 Langkah Penyelamatan saat Banjir

 

Peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Alor

Terkait potensi bencana banjir di Alor, Unit Pelaksana Teknis (UPT) BMKG di Nusa Tenggara Timur (NTT) telah memberikan informasi peringatan dini cuaca terkait dengan adanya potensi cuaca ekstrem yang dapat terjadi di kedua wilayah provinsi tersebut. 

Menurut Guswanto, diseminasi potensi cuaca ekstrem untuk wilayah provinsi NTT telah didiseminasikan sejak sejak 2 hari sebelumnya.

Kemudian hal itu diperkuat dengan informasi peringatan dini sejak 1-2 jam sebelum kejadian dikedua wilayah tersebut.

"Tidak hanya itu, koordinasi dan diseminasi kepada pihak stakeholder terkait kebencanaan juga telah dilakukan oleh BMKG setempat," kata dia.

Baca juga: Waspada Banjir, Ini Daftar Wilayah Potensi Hujan Lebat Disertai Petir 3 Hari ke Depan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com