"Vaksin MRNA (seperti Pfizer) sulit dibuat. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mempelajari cara meningkatkan produksi," jelas Mr Hotez.
Pfizer dan pembuat obat Swiss Roche juga berlomba mengembangkan pil antivirus yang mudah digunakan untuk Covid-19.
Pada Jumat (1/10/2021), MSD melaporkan interim result atau laporan sementara yang melibatkan 762 orang.
Ke-762 orang yang terlibat dalam uji klinik obat molnupiravir ini dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok plasebo (yang diberi obat kosong) ada 377 orang dan kelompok molnupiravir ada 385 orang.
Pada kelompok molnupiravir sendiri dibagi lagi menjadi tiga kelompok, yakni yang mendapat dosis 200 gram, 400 gram, dan 800 gram. Namun, tidak dilaporkan berapa banyak orang yang dimasukkan ke dalam tiap kelompok dosis tersebut.
Ke-762 orang yang ikut penelitian adalah orang yang terkonfirmasi positif Covid-19 dengan gejala ringan hingga sedang, atau perawatannya isolasi mandiri di rumah.
Parameter yang diukur adalah berapa persen subyek penelitian yang kemudian kondisinya memburuk hingga memerlukan perawatan rumah sakit atau meninggal.
Pemantauan ini dilakukan dalam waktu 29 hari sejak pertama kali dinyatakan positif Covid-19.
Kendati pemantauan pasien dilakukan selama 29 hari, tapi obat hanya dikonsumsi selama 5 hari setiap 12 jam. Dengan kata lain, 2 x sehari konsumsi obat.
Angka yang dihasilkan adalah:
Angka inilah yang membuat obat molnupiravir dikatakan dapat menekan kondisi pasien Covid-19 memburuk, ditandai dengan masuk rumah sakit atau meninggal, sampai 50 persen.
MSD mengatakan pengurutan virus menunjukkan molnupiravir efektif terhadap semua varian virus corona, termasuk Delta yang sangat menular.
Baca juga: Obat Covid-19 Molnupiravir Dilirik Indonesia, Pil Apa Itu?
Kendati ada harapan, Hotez menegaskan bahwa viru corona apapun variannya masih menjadi musuh kita bersama.
"Saya masih cukup prihatin dengan situasi pandemi, baik di Amerika Serikat maupun secara global," katanya, seraya menambahkan bahwa semua kematian dapat dicegah melalui vaksinasi.
"Saya pikir kita harus berhati-hati untuk mengatakan bahwa ini akan menjadi keajaiban," katanya.
"Molnupiravir bukan pengganti untuk memvaksinasi dunia."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.