Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bayi 10 Bulan Dicat Jadi Manusia Silver, Ini Bahayanya Kata Pakar Toksiologi

Kompas.com - 27/09/2021, 15:52 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Beredar foto viral di media sosial yang menampilkan bayi manusia silver diajak sepasang suami istri untuk mengemis di jalanan, di Pamulang, Tangerang.

Belakangan diketahui, ternyata bayi tersebut masih berusia 10 bulan, dan yang mengajak mengemis bukan orangtua kandungnya.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (26/9/2021), bayi manusia silver ini sedang dititipkan orangtuanya kepada tetangganya, dan menurut pengakuan ibu kandung bayi tersebut, ia tidak tahu anaknya akan dicat silver seperti itu.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Seksi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangerang Selatan Muksin Al-Fachry.

Berdasarkan pemeriksaan, Muksin menjelaskan bahwa NK mengenal E dan, tetangganya, pasangan suami isteri yang biasanya dititipkan MFA.

Pada Jumat (24/9/2021), MFA dititipkan ke E dan B.

"Nah anaknya (MFA) biasanya dititipkan ke tetangganya. Tapi pada hari itu, temannya dia (NK) yang bernama E dan B, itu dibawa yang mengecat silver. Dia (NK) enggak tahu," ujar Muksin dalam rekaman suara yang diterima, Minggu (26/9/2021).

Baca juga: Manusia Silver Kehilangan Satu Matanya akibat Cat Semprot, Ahli Sebut Efek Zat Kimia

 

Foto viral, bayi dicat silver dan diajak meminta-minta manusia silver di jalanan Pamulang ini pertama kali diunggah akun @Tangsel_Update pada Jumat pekan lalu.

Dalam keterangan foto itu menjelaskan bahwa bayi dilibatkan untuk meminta belas kasihan pengguna jalan.

"Manusia Silver di Tangerang Selatan membawa anak balitanya untuk meminta belas kasihan para pengguna jalan di sekitar SPBU Parakan Pamulang, Jumat (24/09) sekitar pukul 20.50 WIB," demikian keterangan foto dalam akun tersebut.

Belakangan manusia silver banyak bermunculan di perempatan-perempatan jalan untuk sekadar ngamen atau meminta-minta.

Fenomena orang-orang bercat silver di jalanan semakin sering muncul di berbagai daerah di Indonesia. Himpitan ekonomi disebut menjadi alasan mereka melakukan ini.

Namun, apa dampak cat silver pada kesehatan dan kulit, seperti yang digunakan pada bayi manusia silver?

Baca juga: Perangi Pemanasan Global, Ilmuwan Ciptakan Cat Paling Putih di Dunia

Ilustrasi manusia silver.KOMPAS.com/Ihsanuddin Ilustrasi manusia silver.

Umumnya, jenis cat yang digunakan para manusia silver melumuri tubuh mereka adalah cat minyak.

Pakar Toksiologi Kimia, Dr.rer.nat (doktor ilmu sains) Budiawan mengatakan pemakaian cat minyak pada tubuh manusia, yakni pada manusia silver, dapat membahayakan kesehatan.

"Terlebih pada bayi yang amat sangat rentan tubuhnya (kulitnya) jika terpapar dengan cat sablon tersebut," kata Budiawan saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/9/2021).

Kandungan zat berbahaya cat silver

Budiawan mengatakan kandungan cat minyak, umumnya terdiri dari pelarut atau pengencer zat dari cat tersebut, seperti minyak tanah atau bensin.

"Bahkan, pelarut cat ini juga bisa dari minyak goreng bekas pakai," kata Budiawan.

Baca juga: Waspada, Cat Rambut Bisa Sebabkan Kelainan Pigmen Kulit

 

Ada juga pelarut-pelarut cat minyak lainnya yang mengandung berbagai senyawa kimia berbahaya seperti xylen atau thiner, benzena atau toluen dan senyawa kimia aromatik lainnya dalam pelarut cat sablon tersebut.

Selain itu, Budiawan juga mengungkapkan senyawa-senyawa lain yang terkandung dalam cat atau pengencer cat.

Antara lain seperti formaldehyd, acrolein, croton aldehyde dan kemungkinan digunakan senyawa turunan pecahan minyak goreng lainnya.

Sedangkan untuk kandungan zat dalam cat silver yang digunakan juga dapat berupa zat logam Tembaga (Cu), chrom (Cr), cadmium (Cd), timbal (Pb) dan lain sebagainya.

"Ke semua zat tersebut dapat berbahaya dan berisiko bagi tubuh, jika terpapar atau kontak (dengan kulit) secara terus-menerus," jelas Budiawan.

Baca juga: Perangi Pemanasan Global, Ilmuwan Ciptakan Cat Paling Putih di Dunia

Tangkapan postingan Facebook yang menunjukkan foto seorang ibu sekaligus manusia silver menggendong anaknya yang juga dicat silverTangkapan layar posting akun Facebook @Satyo Utomo Tangkapan postingan Facebook yang menunjukkan foto seorang ibu sekaligus manusia silver menggendong anaknya yang juga dicat silver

Bahaya cat silver pada kulit dan kesehatan

Lebih lanjut Budiawan mengatakan efek terpapar cat minyak bahwa dalam jangka pendek maupun jangka panjang, jika terpapar atau kontak secara terus-menerus.

"Dengan kadar yang melebihi kondisi normal, maka akan memberikan efek buruk bagi kesehatan tubuh kita," ungkap Budiawan.

Risiko terpapar cat minyak pada kulit, menurut Budiawan, dapat menimbulkan gatal-gatal, bahkan pori-pori kulit akan tertutup, sehingga kulit menjadi tidak sehat.

Budiawan menambahkan jika terserap zat-zat dalam cat, yang umumnya berbahaya, maka bisa membahayakan kesehatan.

"Kanker adalah kemungkinan kejadian yang timbul atau efek jangka panjang jika seseorang terpapar cat minyak secara terus-menerus dalam jangka panjang, antara 5 tahun atau 10 tahun lebih," ungkap Budiawan.

Baca juga: Manusia Silver Kehilangan Satu Matanya akibat Cat Semprot, Ahli Sebut Efek Zat Kimia

 

Sedangkan bahaya cat silver yang digunakan manusia silver, dalam jangka pendek, kemungkinan adalah gatal-gatal, nyeri, perih dan pusing.

"Bahkan jika masuk melalui ingesti atau mulut, bisa menyebabkan kematian secara cepat," jelas Budiawan.

Berkaca pada fenomena manusia silver dan foto viral bayi dicat silver yang baru saja terjadi, Budiawan mengingatkan perlunya sosialisasi tentang bahaya dan risiko penggunaan cat minyak tersebut pada kulit.

"Perlunya kebijakan pemerintah terkait maraknya kasus-kasus tersebut, seperti pengawasan ketat untuk melindungi masyarakat," imbuhnya.

Baca juga: Waspada, Cat Rambut Bisa Sebabkan Kelainan Pigmen Kulit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com