Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ekuiluks, Saat Durasi Siang dan Malam Tepat 12 Jam

Kompas.com - 24/09/2021, 20:15 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kemarin, (23/9/2021), Indonesia mengalami Ekuinoks September yaitu durasi siang lebih panjang dibandingkan dengan durasi malam. Hal ini berbeda dengan ekuiluks.

Apa itu ekuiluks dan mengapa persamaan durasi ini terjadi?

Ekuiluks adalah kondisi di mana durasi panjang waktu siang tepat sama dengan panjang waktu malam, yaitu 12 jam.

Baca juga: Benarkah Durasi Siang dan Malam Sama-sama 12 Jam Saat Ekuinoks?

Peneliti Pusat Riset Sains Antariksa LAPAN BRIN, Andi Pangerang mengatakan, tanggal terjadinya ekuiluks bergantung dengan lintang geografis pengamat.

"Ekuiluks dapat terjadi beberapa hari, beberapa pekan, bahkan beberapa bulan sebelum atau setelah ekuinoks," kata Andi kepada Kompas.com, Kamis (23/9/2021).

Ekuiluks dapat terjadi ketika solstis, dengan nilai deklinasi Matahari sama dengan kemiringan sumbu Bumi (=23°26?). 

Dikarenakan deklinasi Matahari tidak mungkin melebihi kemiringan sumbu Bumi, maka kita dapat menentukan koordinat mana sajakah yang tidak memungkinkan terjadi ekuiluks. 

Dengan memasukkan d = ±23°26? ; maka b = ± 2°05,75? atau ±2,1°. 

Sehingga, daerah yang terletak di antara 2,1°LU hingga 2,1°LS tidak akan mengalami ekuiluks. 

Rentang koordinat ini memuat di dalamnya lintang 0° atau garis katulistiwa, sehingga garis katulistiwa tidak akan mengalami ekuiluks. 

Untuk daerah yang terletak tepat di lintang 2,1°LU akan mengalami ekuiluks saat Solstis Desember (21 Desember).

Sedangkan, daerah yang terletak tepat di lintang 2,1°LS akan mengalami ekuiluks saat Solstis Juni (21 Juni).

"Kita juga dapat mengetahui ekuiluks tidak dapat munkin terjadi ketika Ekuinoks," kata dia.

Hal ini dikarenakan nilai ketinggian Matahari harus bernilai nol, agar deklinasi Matahari juga bernilai nol. 

Baca juga: Benarkah Ekuinoks Sebabkan Cuaca Lebih Panas? Ini Penjelasan BMKG

Dengan kata lain, ekuiluks dapat terjadi ketika ekuinoks jika dan hanya jika Bumi (ataupun planet lainya) tidak memiliki atmosfer, sehingga tidak membuat ufuk tampak lebih rendah dari ufuk sejati karena pembiasan atmosfer.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com