Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manusia Purba 200.000 Tahun Lalu Sudah Diami Dataran Tinggi Tibet

Kompas.com - 21/09/2021, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada beberapa hal yang menarik ketika peneliti menemukan tapak tangan dan jejak kaki di Quesang, Dataran Tinggi Tibet.

Jejak yang berasal dari 169.000 dan 226.000 tahun lalu ini, tampaknya dibuat dengan sengaja, sehingga dapat peneliti berpendapat jika itu adalah seni paling awal yang diketahui dari jenisnya.

Seni yang dimaksud adalah seni parietal, bentuk ekspresi visual kuno yang biasanya muncul di dinding gua tetapi juga dapat dibuat di tanah.

Baca juga: Jejak Bayi Gajah Prasejarah Ditemukan, Ungkap Bukti Perburuan Manusia Purba

Namun menariknya lagi, seperti dikutip dari Gizmodo, Senin (20/9/2021), jejak tangan ini merupakan bukti pendudukan manusia paling awal yang ditemukan hingga saat ini di Dataran Tinggi Tibet.

Sebagai informasi Quasang berada di ketinggian lebih dari 4.200 meter dan akan menjadi dingin bahkan selama periode interglasial.

Jejak tersebut dibuat di tempat yang dulunya merupakan lumpur di dekat Pemandian Air Panas Quesang. Lumpur kemudian berubah menjadi batu travertine--batu kapur air tawar, selama ribuan tahun.

Berdasarkan ukuran jejak tersebut, tim peneliti percaya bahwa pembuatnya adalah anak-anak berusia 7 hingga 12 tahun.

Anak-anak ini kemungkinan dengan santai bermain lumpur. Namun di mana anggota kelompok lain, itu belum jelas. Bisa saja dengan mengambil air di sumber air panas.

"Jejak-jejak dibuat selama aktivitas normal seperti berjalan, berlari, melompat. Namun ini dibuat dengan hati-hati dan memiliki pengaturan khusus, seperti anak yang menekan jari mereka ke dalam semen baru." kata Thomas Urban, peneliti dari Universitas Cornell.

Cetakan itu kemungkinan juga dibuat oleh Homo sapiens. Tetapi, ada asumsi pula jika jejak merupakan buatan manusia purba Denisovan.

Meski begitu, temuan ini rupanya masih menyisakan pertanyaan, apakah memang jejak-jejak itu termasuk dalam sebuah seni atau tidak. Itu tergantung interpretasi.

Baca juga: Manusia Purba Berkali-kali Migrasi ke Jazirah Arab karena Perubahan Iklim

Menurut Matthew Bennett, seorang ahli geologi di Universitas Bournemouth yang mengkhususkan diri pada jejak kaki dan jalur kuno, jejak-jejak itu memang sengaja dibuat.

"Ini adalah komposisi yang disengaja dan diatur supaya tak tumpang tinding," ungkap Bennett.

Sehingga, perilaku itu masuk ke dalam kelas perilaku yang kompleks dan tak terlihat pada spesies lain.

"Perilaku simbolik seperti bahasa, agama, dan seni harus memiliki manifestasi yang lebih sederhana saat berbicara manusia awal. Jika Anda mencari seni paling awal, ya jangan mencari seperti Mona Lisa atau Anda akan kecewa," tambahnya.

Temuan dipublikasikan di Science Bulletin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com