Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenang Letusan Krakatau 1883 dan Upaya Mitigasi di Selat Sunda

Kompas.com - 01/09/2021, 18:01 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

 

Dari survei wawancara pada 13-16 Oktober 2020, Devi mengatakan Pulau Sebesi, sebagai pulau yang posisinya hanya 20 kilometer (sekitar 10,7 mil laut) dari gunung Krakatau dan tak luput dari sapuan tsunami.

“Hal ini menyebabkan pulau Sebesi lumpuh komunikasi dan terisolasi saat terjadi tsunami,” ungkapnya.

Menurut Devi, aktivitas Anak Krakatau dari gemuruh, letusan kecil yang mengeluarkan asap, bau belerang, hujan debu vulkanik hingga tsunami di 2018 sudah biasa dirasakan oleh masyarakat di Pulau Sebesi.

Menariknya, risiko tinggi yang dihadapi tidak serta merta membuat masyarakat meninggalkan Pulau Sebesi.

“Bagi sebagian besar warga Sebesi, ketika ada aktivitasnya, maka mereka yakin Anak Krakatau tidak akan membahayakan mereka,” imbuh Devi.

Devi melanjutkan, di sisi lain ketika Anak Krakatau cenderung sepi aktivitas dan diam dalam periode waktu yang cukup lama, masyarakat justru mempertanyakan dan mengkhawatirkan kondisi ini.

“Untuk masyarakat Sebesi, geliat Anak Krakatau adalah pertanda bahwa gunung itu hidup dan tidak membahayakan, selayaknya ‘batuk’ pada anak manusia,” jelas Devi.

“Saat ini, pandangan masyarakat perlahan tetapi pasti mulai berubah, dari memandang alam sekeliling mereka termasuk Anak Krakatau sebagai berkah, kini menjadi sumber ancaman bencana. Terlepas dari ketakutan yang mulai tumbuh, masyarakat Pulau Sebesi tetap enggan untuk meninggalkan tanah kelahiran mereka. Tidak ada trauma yang terlalu berat pada masyarakat Sebesi dalam merespons bencana tsunami 2018,”.

Baca juga: Letusan Anak Krakatau Terlihat dari Luar Angkasa, Ini Fotonya

Mengingat kondisi alamnya membuat Pulau Sebesi menjadi salah satu unggulan destinasi wisata bahari oleh pemerintah Lampung.

Pantai yang memiliki pemandangan yang indah dan berhadapan langsung dengan Gunung Anak Krakatau yang terkenal aktif menjadi salah satu unggulan pulau Sebesi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com