Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deforestasi Menyebabkan Serangga Kehilangan Sayap, Kok Bisa?

Kompas.com - 26/08/2021, 20:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Hilangnya hutan menurut peneliti telah mengubah cara angin bertiup yang pada akhirnya memengaruhi kemampuan lalat untuk terbang.

Meski memang mungkin ada faktor selain angin, seperti habitat dan suhu, tetapi peneliti berpendapat hembusan angin yang memainkan peran utamanya.

Pembakaran hutan mulai terjadi setelah kedatangan suku Maori sekitar tahun 1200 M.

Sekarang lebih dari 40 persen hutan yang pernah menutupi South Island ini telah berubah menjadi padang rumput dan semak pakis.

Kita sudah melihat dampak evolusionernya terhadap satwa liar setempat. Lalat batu yang tak bisa terbang kemungkinan hanyalah puncak gunung es.

Baca juga: Perilaku Unik Serangga, Capung Betina Pura-pura Mati Hindari Jantan

 

"Kemungkinan deforestasi yang meluas telah meningkatkan proporsi garis keturunan yang tak bisa terbang di wilayah yang luas di selatan Selandia Baru," tulis peneliti dalam studi mereka.

Tim peneliti khawatir bahwa tanpa sayap, lalat batu tak bisa mencari pasangan di wilayah yang lebih luas.

Ini mungkin dapat berdampak pada kesehatan spesies dalam jangka panjang serta risiko kepunahan serangga. Padahal mereka jelas merupakan pelengkap yang sangat berguna.

Studi dampak deforestasi terhadap kemampuan terbang serangga ini telah dipublikasikan di Biology Letters.

Baca juga: Khawatirkan Kiamat Serangga, Ini Langkah Ahli untuk Selamatkan Populasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com