KOMPAS.com - Pekan lalu, angka kasus Covid-19 harian di Indonesia mengalami penurunan. Namun, di satu sisi, jumlah testing juga turun.
Seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (22/7/2021), Co-Founder LaporCovid-19 Irma Hidayana mengatakan, percuma jumlah angka kasus Covid-19 harian turun, apabila jumlah testing turut merosot.
Sebab, tanpa testing yang masif, penularan Covid-19 dan kematian akibat Covid-19 tidak bisa diketahui dengan pasti jumlahnya.
"(Data) kemarin jumlah tes hanya sedikit sekali, hanya sekitar 65.000 (tes), saya tidak lihat (data) antigen ya, saya lihat PCR dan TCM. Kemudian positivity rate kita masih cukup tinggi, berkisar 40 persen setiap hari, yang paling penting positivity rate ini. Enggak ada gunanya kita melihat angka kasus yang turun, tapi disertai turunnya jumlah tes," kata Irma dalam diskusi virtual yang diadakan Indonesia Corruption Watch (ICW).
Menanggapi kasus Covid-19 di Indonesia turun dibarengi penurunan jumlah testing, ahli Kebijakan Kesehatan Universitas Airlangga Ilham Akhsanu Ridlo mengatakan bahwa kapasitas testing Covid-19 dipengaruhi oleh beberapa hal.
Menurut Ilham, hal pertama adalah ketersediaan laboratorium, dan reagen untuk tes Covid-19 PCR.
"Untuk antigen memang dapat digunakan untuk skrining, tapi prosedur utama atau gold standar tetap memakai tes PCR," kata Ilham saat dihubungi Kompas.com, Senin (26/7/2021).
Selain itu, testing untuk skrining atau pelacakan kasus baru, imbuh Ilham, juga ditentukan oleh bagaimana respons di daerah tersebut.
Terutama berkaitan dengan kapasitas sumber daya manusia (SDM) tracer, pelacak epidemiologi di daerah di Indonesia, dalam melacak kasus Covid-19 baru.
Baca juga: Epidemiolog Desak Sistem Testing Covid-19 Diperbaiki Sebelum Pandemi Makin Memburuk