Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langka, Gurita Bertubuh Transparan Terlihat di Samudra Pasifik

Kompas.com - 15/07/2021, 18:03 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam sebuah ekspedisi, ahli biologi berhasil merekam penampakan gurita kaca yang sangat jarang ditemui di perairan dalam Samudra Pasifik Tengah.

Seperti namanya, gurita kaca memiliki tubuh tembus pandang, sehingga saat tertangkap kamera robot bawah air yang bernama SuBastian, tubuhnya hampir sepenuhnya transparan.

Isi perut yang memperlihatkan pencernaannya pun bahkan bisa terlihat dengan jelas.

Baca juga: Spesies Baru Gurita Dumbo, Diidentifikasi Tanpa Pembedahan

Mengutip Live Science, Kamis (14/7/2021) awak ekspedisi melaporkan dua pertemuan dengan gurita kaca (Vitreledonella richardi).

Jumlah tersebut terbilang mengesankan mengingat sebelumnya gurita kaca langka ditemukan di perairan.

Gurita kaca pertama kali teridentifikasi pada 1918. Sedikit yang diketahui tentang cephalopoda ini.

Gurita kaca sendiri hidup di daerah tropis dan subtropis di laut dalam di mesopelagik atau zona senja (200 hingga 1000 meter) dan batipelagis atau zona malam (1000 hingga 3000 meter).

Gurita juga memiliki bentuk mata silender. Menurut Journal of the Marine Biological Association of the United Kingdom menyebut bentuk tersebut mungkin telah berevolusi untuk meminimalkan siluet mata jika dilihat dari bawah dan merupakan bagian dari strategi kamuflase hewan.

Ekspedisi yang dilakukan oleh Schmidt Ocean Institute serta partisipasi dari Universitas Boston dan Lembaga Oseanografi Woods Hole ini juga menemukan beberapa kemungkinan hewan laut baru lain di sembilan gunung bawah laut yang sebelumnya belum dijalajahi.

Termasuk menangkap pula rekaman hiu paus serta kepiting berkaki panjang yang sedang berburu.

Baca juga: Turis Bali Tak Sadar Memegang Gurita Paling Beracun di Dunia, Apa Itu?

Ekspedisi juga berhasil menyelesaikan pemetaan dasar laut beresolusi tinggi lebih dari 30.000 km persegi.

"Lautan menyimpan keajaiban bahkan belum pernah kita bayangkan, apalagi ditemukan," kata Wendy Schmidt dari Schmidt Ocean Institute dalam pernyataannya.

"Ekspedisi seperti ini mengajarkan kita, mengapa kita perlu meningkatkan upaya kita untuk memulihkan dan lebih memahami ekosistem laut, karena rantai besar kehidupan yang dimulai di laut sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan manusia," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com