Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Varian Lambda yang Menyebar di Amerika Latin, Apa Saja yang Perlu Diketahui?

Kompas.com - 30/06/2021, 19:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian Lambda sebagai Variant of Interest (VOI) dan disebut memiliki kemampuan cepat menyebar dan telah menjadi varian dominan di kawasan Amerika Latin.

Varian virus corona ini pertama kali teridentifikasi di Peru pada Agustus 2020 lalu dan dilabeli sebagai VOI oleh WHO pada 14 Juni 2021, berdasarkan garis keturunan Pango C.37, klad GISAID GR/452Q, klad NextStrain 20D.

Seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (20/6/2021), WHO menetapkan sebagai Variant of Interest (VOI) global, yang artinya varian baru Covid-19 yang mendapat perhatian, meski belum dianggap mengkhawatirkan.

WHO mengungkapkan bahwa varian Lambda berstatus sebagai Variant of Interest setelah muncul di sejumlah negara secara bersamaan.

Varian Lambda tingkatkan kasus Covid-19

Di Peru, di mana varian virus corona ini kali pertama teridentifikasi pada Agustus 2020 lalu, saat ini telah menyumbang 82 persen kasus infeksi baru.

Baca juga: Varian Lambda Menyebar Cepat di Peru Ditemukan di Inggris

 

Dikutip dari DW News, Rabu (30/6/2021) varian Lambda atau C.37, terdeteksi di 29 negara di dunia, di mana varian virus Lambda ini telah menyebar di 7 negara di Amerika Latin.

Selain Peru, varian Lambda juga dilaporkan menyebar dan ditemukan di satu dari tiga kasus di Cile, serta ditemukan juga di Argentina, Brasil, Kolombia, Ekuador dan Meksiko.

Varian Lambda telah berkontribusi terhadap peningkatan kasus Covid-19 di Peru, tempat di mana kali pertama varian virus corona ini ditemukan.

Ahli virologi Pablo Tsukayama dan timnya dari Cayetano Heredia University di Lima telah melacak evolusi varian Lambda di Peru selama berbulan-bulan setelah teridentifikasi melalui pengujian genom.

Varian Lambda ini menyebar lebih cepat daripada varian yang dianggap jauh lebih berbahaya oleh WHO, bahkan kecepatan penyebarannya mengalahkan varian Gamma yang telah merajalela di Brasil.

Baca juga: WHO: Varian Lambda Memiliki Beberapa Mutasi Virus Corona

Ilustrasi varian Covid-19 India menyebabkan lonjakan kasus di Inggris. Ilmuwan mendesak agar pemerintah meningkatkan vaksinasi.SHUTTERSTOCK/PETERSCHREIBER MEDIA Ilustrasi varian Covid-19 India menyebabkan lonjakan kasus di Inggris. Ilmuwan mendesak agar pemerintah meningkatkan vaksinasi.

"Kami memiliki 200 infeksi Lambda pada bulan Desember. Pada akhir Maret, itu merupakan setengah dari semua sampel yang diambil di Lima. Sekarang, tiga bulan kemudian, kami melihat ada lebih dari 80 persen dari semua infeksi secara nasional," kata Tsukayama.

Saat ini, varian Lambda telah menjadi varian virus corona yang dominan di Peru dalam waktu yang sangat singkat.

"Dengan 187.000 kematian dan tingkat kematian tertinggi di dunia, kami adalah negara yang paling berjuang dalam hal virus corona. Oleh karena itu, mungkin tidak heran bahwa varian baru telah dimulai di sini," katanya.

Sementara itu, di Argentina, varian Lambda telah berkontribusi pada peningkatan kasus Covid-19 di negara ini mencapai 37 persen, seperti dikutip dari India Today, Sabtu (19/6/2021).

Prevalensi varian virus Lambda di Argentina terjadi sejak minggu ketiga Februari 2021, antara 2 April dan 19 Mei 2021.

Baca juga: Varian Baru Covid-19 Ini Akhirnya Dilabeli WHO sebagai Varian Lambda

 

Sedangkan di Cile, prevalensi varian Covid Lambda terus meningkat dari waktu ke waktu dengan sedikitnya berkontirbusi pada kasus Covid-19 baru di negara ini sebesar 32 persen.

Ahli virologi WHO Jairo Mendez-Rico mengungkapkan bahwa sejauh ini mereka tidak melihat indikasi bahwa varian Lambda lebih agresif.

"Ada kemungkinan bahwa itu (varian Lambda) menunjukkan tingkat infeksi yang lebih tinggi, tetapi kami belum memiliki cukup data yang dapat diandalkan untuk membandingkannya dengan gamma atau delta," kata Mendez-Rico.

Amerika Latin episentrum varian Lambda

Dengan lebih dari 1 juta kematian akibat virus corona, kawasan Amerika Latin bisa menjadi episentrum baru varian virus corona.

Misalnya di Kolombia, varian virus corona B.1.621 yang sangat menular, varian Covid-19 yang menjadi perhatian yang pertama kali terdeteksi di sana pada Januari lalu, telah semakin menyebar.

Baca juga: Varian Delta Menyebar, WHO: Orang yang Sudah Divaksin Harus Pakai Masker

Ilustrasi vaksin Covid-19, uji vaksin Covid-19 pada varian virus corona Afrika Selatan. Novovax dan Johnson & Johnson ujikan vaksin virus corona pada varian baru virus corona Afrika Selatan, hasilnya efikasi vaksin kurang efektif.SHUTTERSTOCK/PalSand Ilustrasi vaksin Covid-19, uji vaksin Covid-19 pada varian virus corona Afrika Selatan. Novovax dan Johnson & Johnson ujikan vaksin virus corona pada varian baru virus corona Afrika Selatan, hasilnya efikasi vaksin kurang efektif.

Kombinasi sistem kesehatan yang kewalahan dengan populasi penduduk yang tidak mematuhi tindakan pencegahan, serta kurangnya vaksin Covid-19 telah membuktikan bahwa wilayah ini menjadi tempat yang sempurna untuk berkembangnya varian Lambda.

"Chili telah memvaksinasi 60 persen warganya, tapi itu pengecualian di benua itu," kata Tsukayama.

Tsukayama menambahkan bahwa sangat mungkin varian bari lain akan muncul selama gelombang ketiga infeksi virus corona selama musim dingin di Amerika Selatan antara Juli hingga September.

"Mereka mungkin tidak lebih mematikan, tetapi pasti akan lebih menular," imbuh Tsukayama.

Varian Lambda bawa banyak mutasi

Dalam buletin tersebut, WHO mengatakan bahwa varian Lambda telah dipantau sebagai peringatan untuk waktu yang lama.

Baca juga: 10 Nama Baru Varian Virus Corona, dari Alpha, Delta hingga Gamma

 

Varian Covid-19 yang mendominasi penyebaran virus corona di Amerika Latin ini, menurut WHO diduga memiliki implikasi fenotipik. Dugaan tersebut seperti potensi peningkatan penularan (transmisibilitas).

WHO menilai kemungkinan varian Lambda berpotensi meningkatkan resistensi terhadap antibodi penawar, dalam hal ini kekebalan yang dibentuk oleh vaksin Covid-19.

Kemungkinan varian Covid-19 dari virus Lambda ini berpotensi menghindari antibodi yang dihasilkan vaksin, mirip dengan kemampuan varian virus corona Beta dari Afrika Selatan.

WHO juga menyebutkan bahwa varian Lambda mengandung beberapa mutasi virus corona pada protein spike. Mutasi-mutasi virus tersebut antara lain mutasi G75V, T76I, del247/253, L452Q, F490S, D614G dan T859N.

Kendati demikian, hingga saat ini, bukti yang ada masih terbatas terkait dampak penuh yang terkait perubahan genom dari varian baru virus corona ini.

Oleh sebab itu, masih diperlukan studi lebih lanjut untuk mengetahui dampak fenotipik dari varian Lambda. Tujuannya agar lebih memahami dampak pada tindakan pencegahan dan upaya mengontrol penyebarannya.

Baca juga: WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com