Lebih lanjut, dr. Wang mengatakan, beberapa obat yang biasanya menimbulkan reaksi alergi adalah antibiotik, anti epilepsi, golongan NSAID seperti golongan Oxicam, allopurinol, obat-obat herbal, dan obat golongan biological.
“Kebanyakan penyebab alergi obat itu antibiotik. Tapi masalahnya, kita enggak akan pernah tahu siapa yang akan mengalami alergi obat. Lagipula, jika seseorang alergi golongan penicillin, belum tentu dia alergi golongan levofloxacin. Sehingga, enggak bisa dipukul rata,” jelasnya.
“Jika sudah ditemukan obat penyebab alerginya, dokter akan membuat blacklist note dan pasien harus menyampaikan pada semua dokter yang merawatnya, bahwa ia alergi obat itu,” lanjut dokter yang berpraktis di Primaya Hospital Pasar Kemis, Tangerang.
Dokter Wang mengatakan, sangat penting untuk segera berkonsultasi ke dokter spesialis kulit, jika ada efek yang muncul pada kulit setelah divaksin.
“Alergi obat, termasuk Bullous Drug Eruption ini bisa sembuh seratus persen, asalkan cepat mendapatkan penanganan yang tepat,” pungkasnya.
Baca juga: KIPI Vaksinasi AstraZeneca Disebut Ringan, Ini 3 Jenis Efek Sampingnya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.