Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Selamatkan Terumbu Karang di Pulau Sangiang Pakai PVC, Apa Itu?

Kompas.com - 10/06/2021, 20:29 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Fakta ini sungguh menggembirakan, karena rehabilitasi terumbu karang dianggap berhasil jika survival rate berada di atas 50 persen.

Saat survival rate rehabilitasi yang dilakukan sudah di atas 50 persen, itu artinya kondisi terumbu karang sudah dapat menyerupai fungsi ekosistem aslinya.

Pada tahun 2018, sebanyak 1.491 fragment karang dari 11 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 66 persen.

Pada tahun 2019, sebanyak 544 fragment karang dari 13 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 64 persen.

Pada tahun 2020, sebanyak 2159 fragment karang dari 13 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 64 persen.

2. Anakan terumbu karang berhasil tumbuh

Fakta lain yang diperoleh dari hasil transplantasi karang modul PVC ini adalah anakan terumbu karang yang berhasil tumbuh secara alami pada terumbu buatan tersebut.

Pada tahun 2019, sebanyak 40 anakan berhasil tumbuh, diikuti 335 anakan pada tahun 2020. 

Hingga tahun 2020 tercatat sebanyak 335 koloni rekrutmen karang yang berhasil menempel dan tumbuh pada terumbu buatan. 

Rekrutmen karang pada terumbu buatan didominasi oleh genus Pocillopora yang merupakan jenis karang pioneer dalam proses. 

Karang dari jenis ini mampu mengkolonisasi substrat sesegera mungkin, sehingga merupakan jenis pionir dalam mengkolonisasi substrat baru.

Baca juga: Sejarah Gempa Bumi Terlama di Sumatera Terkuak dari Terumbu Karang

3. Banyak temuan spesies ikan

Berdasarkan pengamatan ekologi secara visual di tahun 2021, ditemukan sebanyak 30 spesies ikan terumbu di Legon Waru, 33 spesies di Legon Bajo, dan 20 spesies di Raden (daerah non-rehabilitasi). 

"Hal ini mengindikasikan daerah rehabilitasi yaitu Legon Waru dan Legon Bajo memiliki kekayaan spesies ikan terumbu lebih tinggi dibandingkan daerah non-rehabilitasi yaitu Raden," kata Yasser.

Data pengamatan ekologi lain menemukan sebanyak 45 spesies makrobentos di Legon Waru, 40 spesies di Legon Bajo, dan 23 spesies di Raden. 

Data ini mengindikasikan bahwa daerah rehabilitasi yaitu Legon Waru dan Legon Bajo memiliki kekayaan spesies makrobentos lebih tinggi dibandingkan daerah Raden (non-rehabilitasi). 

Makrobentos adalah hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas atau di bawah dasar laut atau pada wilayah yang disebut zona bentik (benthic zone) maupun dasar daerah tepian. Bentos berbeda dengan plankton yang hidup mengambang bebas di air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com