Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahli Selamatkan Terumbu Karang di Pulau Sangiang Pakai PVC, Apa Itu?

Kompas.com - 10/06/2021, 20:29 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah aktivis lingkungan melaporkan bahwa transplantasi karang menggunakan media Plovinil klorida (PVC) telah menunjukkan keberhasilan dalam rehabilitasi terumbu karang di laut Pulau Sangiang.

Transplantasi karang merupakan upaya manusia dalam mengembalikan ekosistem dan fungsi terumbu karang di laut.

Sementara, PVC adalah polimer termoplastik atau pipa yang biasanya banyak dipergunakan dalam konstruksi sebagai bahan bangunan, karena dianggap relatif lebih murah, tahan lama dan mudah dirangkai.

Manajer Program Ekosistem Kelautan Yayasan Kehati Yasser Ahmed mengatakan, modul PVC ini merupakan alternatif lain yang diharapkan lebih ramah lingkungan dan bersifat berkelanjutan, daripada modul-modul rehabilitasi karang yang  sudah banyak dilakukan.

Baca juga: Lindungi Terumbu Karang, SHEBA Gandeng Warga Pulau Bontosua Jalankan Program Hope Reef

"Kami berharap transplantasi dengan modul PVC dapat memperkaya metode rehabilitasi terumbu karang di Indonesia," kata Yasser dalam diskusi daring bertajuk Keberhasilan Transplantasi Terumbu Karang menggunakan Media PVC, Selasa (8/6/2021).

"Selain dari beberapa keunggulan, seperti materi yang ramah lingkungan, proses yang udah dan biaya yang murah,  kami akan terus melakukan kajian mendalam dari penggunaan modul PVC ini," imbuhnya.

Dalam pelaksanaannya, penurunan modul buatan di Pulau Sangiang ini lakukan di dua lokasi rehabilitasi, yaitu di Legon Bajo, Legon Waru, dan pembibitan karang di Tembuyung.  

Selain transplantasi terumbu karang, dilakukan juga pengambilan data ekologi serta pengambilan sampel air untuk analisis environmental DNA (eDNA) untuk mengetahui keragaman hayati di perairan Pulau Sangiang. 

Hasil rehabilitasi karang modul pipa PVC

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan IPB, Dr Hawis Madduppa mengatakan bahwa memang banyak sekali metode transplantasi terumbu karang yang bisa dilakukan.

Metode-metode transplantasi karang tersebut akan berbeda kasus dan hasilnya di tempat atau area yang berbeda-beda pula.

Namun, kata Hawis, yang terpenting adalah bagaimana menentukan dan melaksanakan program rehabilitasi karang yang tidak merugikan ekosistem di laut itu sendiri.

"Umumnya, faktor penentu keberhasilan transplantasi karang dalam lingkup rehabilitasi eksosistem terumbu karang bukan hanya pada metode transplantasi, namun pada agenda monitoring berkelanjutan dan efektif," jelasnya.

Berikut beberapa hasil dair rehabilitasi karang dengan menggunakan modul pipa PVC di Laut Pulau Sangiang.

Ilustrasi terumbu karang (coral reefs) Ilustrasi terumbu karang (coral reefs)

1. Tingkat survival rate

Berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan setiap tahun, tingkat survival transplantasi dengan pipa PVC ini diatas 67 persen per tahun.

Fakta ini sungguh menggembirakan, karena rehabilitasi terumbu karang dianggap berhasil jika survival rate berada di atas 50 persen.

Saat survival rate rehabilitasi yang dilakukan sudah di atas 50 persen, itu artinya kondisi terumbu karang sudah dapat menyerupai fungsi ekosistem aslinya.

Pada tahun 2018, sebanyak 1.491 fragment karang dari 11 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 66 persen.

Pada tahun 2019, sebanyak 544 fragment karang dari 13 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 64 persen.

Pada tahun 2020, sebanyak 2159 fragment karang dari 13 genus ditransplan pada terumbu buatan dengan tingkat survival rate sebesar 64 persen.

2. Anakan terumbu karang berhasil tumbuh

Fakta lain yang diperoleh dari hasil transplantasi karang modul PVC ini adalah anakan terumbu karang yang berhasil tumbuh secara alami pada terumbu buatan tersebut.

Pada tahun 2019, sebanyak 40 anakan berhasil tumbuh, diikuti 335 anakan pada tahun 2020. 

Hingga tahun 2020 tercatat sebanyak 335 koloni rekrutmen karang yang berhasil menempel dan tumbuh pada terumbu buatan. 

Rekrutmen karang pada terumbu buatan didominasi oleh genus Pocillopora yang merupakan jenis karang pioneer dalam proses. 

Karang dari jenis ini mampu mengkolonisasi substrat sesegera mungkin, sehingga merupakan jenis pionir dalam mengkolonisasi substrat baru.

Baca juga: Sejarah Gempa Bumi Terlama di Sumatera Terkuak dari Terumbu Karang

3. Banyak temuan spesies ikan

Berdasarkan pengamatan ekologi secara visual di tahun 2021, ditemukan sebanyak 30 spesies ikan terumbu di Legon Waru, 33 spesies di Legon Bajo, dan 20 spesies di Raden (daerah non-rehabilitasi). 

"Hal ini mengindikasikan daerah rehabilitasi yaitu Legon Waru dan Legon Bajo memiliki kekayaan spesies ikan terumbu lebih tinggi dibandingkan daerah non-rehabilitasi yaitu Raden," kata Yasser.

Data pengamatan ekologi lain menemukan sebanyak 45 spesies makrobentos di Legon Waru, 40 spesies di Legon Bajo, dan 23 spesies di Raden. 

Data ini mengindikasikan bahwa daerah rehabilitasi yaitu Legon Waru dan Legon Bajo memiliki kekayaan spesies makrobentos lebih tinggi dibandingkan daerah Raden (non-rehabilitasi). 

Makrobentos adalah hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas atau di bawah dasar laut atau pada wilayah yang disebut zona bentik (benthic zone) maupun dasar daerah tepian. Bentos berbeda dengan plankton yang hidup mengambang bebas di air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com