Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Plasma Konvalesen Terapi Efektif untuk Pasien Covid-19? Ahli Jelaskan

Kompas.com - 22/05/2021, 18:34 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Sejak awal pandemi virus corona, terapi plasma konvalesen digadang-gadang sebagai perawatan efektif untuk pasien Covid-19.

Seperti diketahui bahwa Covid-19 adalah penyakit baru yang muncul di awal tahun 2020 dan membuat dunia kebingungan karena penyakit ini belum ada obat maupun vaksinnya.

Terapi plasma konvalesen bukanlah pengobatan baru di dunia kedokteran. Sebab, teknologi medis ini sudah ada sejak tahun 1880-an, di era ditemukannya antibiotik.

Sejak dulu terapi plasma konvalesen dari plasma darah orang yang sembuh dari penyakit, digunakan untuk mengobati pasien lain yang terinfeksi penyakit yang sama.

Terapi plasma konvalesen adalah salah satu modalitas terapi dengan memindahkan plasma penyintas Covid-19 yang mengandung antibodi spesifik terhadap SARS-CoV-2 ke pasien Covid-19 yang masih menderita penyakit tersebut.

Baca juga: Keberhasilan Terapi Plasma Konvalesen untuk Covid-19, Tergantung 3 Hal Ini

 

Hal itu disampaikan Dr. dr. Theresia Monica, Sp.An., KIC., M.SI., MM., MARS. dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha dalam International Webinar bertajuk Convalescent Plasma Therapy, Jumat (21/5/2021).

Dia mengungkapkan bahwa terapi plasma konvalesen ini adalah mimpi besar dan perawatan tepat untuk pasien Covid-19.

"Sebab, (hingga pandemi saat ini) tidak ada obat antivirus spesifik (untuk Covid-19). Oleh karena itu, kita harus cari alternatif perawatan untuk pasien Covid-19," kata dr Monica.

Dr Monica yang juga Ketua PPIDK (Pusat Pengembangan, Inovasi dan Kerjasama) Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha ini mengatakan pengobatan yang diperlukan saat ini antara lain adalah yang spesifik, sederhana, terjangkau dan memiliki banyak sumber daya.

"Dan plasma konvalesen cocok untuk semua parameter tersebut," kata dr Monica.

Dasar dari plasma konvalesen adalah kandungan antibodi yang ada dalam plasma darah pasien yang telah pulih atau sembuh dari penyakit, dalam hal ini Covid-19 untuk digunakan sebagai terapi pengobatan pasien Covid-19.

Baca juga: AS Izinkan Terapi Plasma Konvalesen Obati Pasien Covid-19, Apa Itu?

Petugas medis memeriksa kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8/2020). Pengambilan plasma konvalesen pasien sembuh COVID-19  yang menggunakan alat apheresis bertujuan untuk membantu penyembuhan pasien terkonfirmasi COVID-19.ANTARA FOTO/NOVA WAHYUDI Petugas medis memeriksa kantong berisi plasma konvalesen dari pasien sembuh COVID-19 di Unit Tranfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta, Selasa (18/8/2020). Pengambilan plasma konvalesen pasien sembuh COVID-19 yang menggunakan alat apheresis bertujuan untuk membantu penyembuhan pasien terkonfirmasi COVID-19.

Plasma ini, kata dr Monica, memiliki fungsi yang dapat mengeliminasi atau memusnahkan virus, namun tidak memperbaiki organ yang rusak.

Sudah banyak studi tentang plasma konvalesen, namun menurut dr Monica, beberapa penelitian mendukung terapi ini, dan sebagian juga menolak penggunaan terapi tersebut.

Lebih lanjut dr Monica mengatakan bahwa terapi plasma konvalesen ini dapat diberikan kepada pasien-pasien dengan kriteria berikut.

  1. Hasil tes PCR terkonfirmasi positif Covid-19
  2. Pasien dengan Covid-19 sedang
  3. Pasien dengan Covid-19 berat
  4. Pasien dengan Covid-19 kritis

Selain itu, juga dapat segera diberikan kepada pasien rawat inap yang merasa sesak nafas.

Baca juga: Uji Klinik Terapi Plasma Konvalesen Indonesia Sudah Fase 2-3, Apa Targetnya?

 

Kendati ada banyak sekali penelitian dengan hasil yang berbeda mengenai TPK, ada yang memberikan hasil mendukung dan sebaliknya.

Akan tetapi sebenarnya, kata dr Monica, keberhasilan terapi plasma konvalesen ini tergantung dari beberapa faktor utama yaitu dosis, kadar antibodi dan waktu pemberian.

Tanpa memperhatikan ketiga faktor utama ini, kata dia, maka efektivitas antibodi di dalam terapi tersebut tidak akan optimal.

Hal ini karena prinsip terapi plasma penyembuh itu sendiri adalah antibodi di dalam plasma konvalesen yang berfungsi untuk menghilangkan virusnya, bukan untuk memperbaiki kerusakan organ yang terjadi.

"Oleh sebab itu, pemberian (terapi plasma kovalesen) sedini mungkin terutama pada pasien dengan komorbid dapat memberikan hasil yang lebih baik," jelas Dr. Monica.

Baca juga: Plasma Konvalesen Akan Jadi Terapi Corona Berat, Ini Syarat Donor hingga Pasiennya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com