Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Zona Outer Rise, Sumber Gempa di Nias Barat Jumat?

Kompas.com - 15/05/2021, 10:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Daryono menekankan, gempa yang ada di zona outer rise seperti yang mengguncang Nias Barat tidak boleh diabaikan.

Dalam catatan sejarah kegempaan di Indonesia, ada dua tsunami yang diakibatkan oleh gempa yang bersumber di zona outer rise, yakni:

  • Tsunami destruktif di Sumbawa 1977
  • Tsunami Jawa 1921

"Sumber gempa outer rise ini pernah memicu Tsunami Lunyuk, Sumbawa, pada 19 Agustus 1977. Saat itu, gempa dahsyat M 8,3 ini dikenal oleh para ahli gempa sebagai The Great Sumba," kata Daryono.

Gempa dahsyat kala itu memicu terbentuknya patahan dasar laut dengan mekanisme turun.

Patahan dasar laut dengan mekanisme turun itu memicu terjadinya tsunami setinggi sekitar 8 meter dan menewaskan lebih dari 300 orang.

Di luar negeri, zona sumber gempa outer rise juga pernah memicu tsunami mematikan.

Peristiwa Tsunami Sanriku di Jepang tahun 1933 dipicu oleh gempa berkekuatan 8,6 yang bersumber di zona outer rise. Tsunami Sanriku ini menewaskan lebih dari 3.000 orang.

Kemudian gempa berkekuatan M 8,1 di zona outer rise dekat subduksi Tonga pada 29 September 2009 juga memicu tsunami Samoa di Pasifik.Tsunami itu menewaskan 189 orang.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 7,2 Guncang Nias Barat, Tak Berpotensi Tsunami

"Outer rise merupakan zona gempa yang selama ini terabaikan, karena memang lebih populer zona sumber gempa megathrust," kata Daryono.

Meskipun terabaikan, perlu diingat gempa di zona outer rise tidak kalah berbahaya dan dapat memicu terjadinya tsunami.

"Catatan tsunami yang bersumber di luar zona subduksi di atas kiranya cukup untuk dijadikan pelajaran untuk kita semua bahwa zona outer rise termasuk di wilayah Indonesia merupakan zona gempa pemicu tsunami yang patut diwaspadai dan tidak boleh diabaikan," tutup Daryono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com