Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Sakit Kepala Berdenyut dan Cara Mengatasinya di Rumah

Kompas.com - Diperbarui 06/10/2022, 13:50 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orang pasti pernah merasakan sakit kepala yang berdenyut, setidaknya sekali dalam seumur hidup. Tahukah Anda, mengapa ada sakit kepala yang berdenyut? Hal ini terjadi akibat mekanisme tubuh merespons sakit kepala.

Ketika Anda mulai merasakan sakit kepala, aliran darah akan berkumpul ke area kepala untuk menyembuhkan sakit kepala tersebut. Alhasil, pembuluh darah di sekitar kepala pun mengalami dilatasi atau pembesaran dan membuat sakit kepala terasa berdenyut.

Kebanyakan sakit kepala berdenyut bukan penyakit serius dan tidak memerlukan perhatian khusus. Anda hanya perlu melakukan perawatan sederhana dari rumah, seperti mengonsumsi obat analgesik untuk mengatasi sakit kepala yang berdenyut.

Namun, jika sakit kepala berdenyut sering terjadi, itu bisa menjadi tanda ada penyakit serius yang menyertai dan perlu segera dikonsultasikan ke dokter. Dilansir dari Health Line, 26 November 2018, inilah daftar penyebab sakit kepala berdenyut.

Kekurangan kafein

Ketergantungan kafein bisa menjadi penyebab sakit kepala berdenyut. Coba perhatikan kebiasaan Anda, apakah Anda terbiasa minum secangkir kopi atau lebih dalam sehari? Bisa jadi Anda telah mengalami ketergantungan kafein.

Lantas, jika Anda berhenti meminum kafein atau kurang asupan kafein, bisa timbul efek sakit kepala berdenyut karena pembuluh Anda melebar terlalu banyak.

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Sakit Kepala dengan Mudah dan Cepat

Selain sakit kepala berdenyut, kekurangan kafein juga bisa disertai gejala seperti lemas, mengantuk, mudah marah, sulit berkonsentrasi, mual, dan pegal-pegal. Meminum secangkir kopi sudah cukup untuk mengurangi gejala ini dan sakit kepala berdenyut.

Migrain

Migrain adalah salah satu penyebab utama sakit kepala berdenyut. Sakit kepala migrain hanya terjadi pada satu sisi kepala Anda, dan umumnya pada bagian atas kepala.

Dilansir dari Harvard Health Publishing (5/2/2019), risiko wanita untuk mengalami migrain dua hingga tiga kali lebih banyak daripada pria.

Migrain bisa menyebabkan mual, muntah, dan meningkatkan sensitivitas terhadap cahaya atau suara. Tanpa perawatan, migrain bisa berlangsung 4 sampai 72 jam.

Migrain biasanya terjadi berulang-ulang. Pemicu munculnya migrain antara lain stress, suara yang terlalu keras, perubahan cuaca, kurang tidur, terlalu banyak tidur, lupa makan, dan makan makanan tertentu.

Sakit kepala berdenyut pada belakang kepala

Sakit kepala berdenyut pada belakang kepala sering dikira migrain padahal keduanya berbeda. Jika terjadi di belakang kepala, ini merupakan neuralgia oksipital yang merupakan cedera atau radang pada saraf oksipital.

Selain kepala berdenyut, neuralgia oksipital ini juga disertai nyeri di belakang mata.

Mengatasi sakit kepala berdenyut di rumah

Cara mudah mengatasi sakit kepala berdenyut di rumah adalah dengan mengikuti beberapa langkah berikut.

Pertama, baringkan tubuh di ruangan yang redup. Ini akan membantu Anda lebih rileks dan mengurangi sakit kepala Anda.

Selanjutnya, minum obat analgesik atau pereda nyeri yang bisa dibeli bebas dan minum air putih yang cukup.

Setelah itu cobalah untuk tidur sebentar. Ketika bangun, Anda akan merasa lebih baik.

Namun, jika sakit kepala disebabkan karena kekurangan kafein, maka solusi jangka panjangnya mengurangi perlahan konsumsi kafein harian Anda agar dapat mengurangi ketergantungan.

Baca juga: 6 Penyebab Sakit Kepala Sebelah Kiri, Insomnia hingga Masalah Saraf

Kapan ke dokter?

Jika gejala sakit kepala berdenyut bertambah, Anda perlu waspada dan segera berkonsultasi ke dokter. Apalagi jika usia Anda sudah lebih dari 50 tahun dan jenis sakit kepala yang dirasakan berbeda dari biasanya.

Kemudian, gejala yang perlu mendapatkan perhatian dan segera dibawa ke dokter adalah jika sakit kepala berdenyut muncul setelah Anda jatuh atau kepala terbentur.

Selain itu, hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah bila sakit kepala disertai pandangan ganda, kesulitan berbicara, kebingungan, mata merah, mual dan muntah. Waspada juga jika sakit kepala bertambah parah, atau sakit kepala terjadi pada pasien kanker atau pasien dengan sistem imun rendah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com