Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Teori Kenapa Manusia Alami Deja Vu, Salah Satunya Kerusakan Otak

Kompas.com - 07/05/2021, 13:32 WIB
Dea Syifa Ananda,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Teori lain mengatakan bahwa deja vu terjadi ketika otak Anda "mengalami gangguan" dan mengalami kerusakan yang mirip dengan serangan epilepsi.

Dengan kata lain, ini bisa terjadi ketika bagian otak Anda yang melacak peristiwa saat ini dan bagian otak Anda yang mengingat ingatan di masa lalu sama-sama aktif.

Otak Anda secara keliru mempersepsikan apa yang terjadi di masa kini sebagai ingatan, atau sesuatu di masa lalu yang sudah terjadi.

Jenis disfungsi otak ini umumnya tidak perlu dikhawatirkan kecuali jika terjadi secara teratur. Beberapa ahli percaya bahwa jenis kerusakan otak lain dapat menyebabkan deja vu.

3. Penarikan kembali memori

Banyak ahli percaya bahwa deja vu berkaitan dengan cara Anda memproses dan mengingat ingatan.

Penelitian yang dilakukan oleh Anne Cleary, seorang peneliti deja vu dan profesor psikologi di Colorado State University, membantu menghasilkan beberapa dukungan untuk teori ini.

Melalui hasil penelitiannya, dia menemukan bukti yang menunjukkan bahwa deja vu dapat terjadi sebagai respons terhadap peristiwa yang menyerupai sesuatu yang pernah Anda alami namun Anda tidak ingat.

Meskipun Anda tidak dapat mengingat dengan jelas ingatan itu, otak Anda masih tahu bahwa Anda pernah mengalami situasi yang sama.

Proses ingatan implisit ini mengarah pada perasaan keakraban yang agak aneh. Jika Anda dapat mengingat memori yang serupa, Anda akan dapat menghubungkan keduanya dan kemungkinan besar tidak akan mengalami déjà vu sama sekali.

Baca juga: Kenapa Kita Mengalami Deja Vu? Sains Menjelaskan

Pada intinya, para ahli umumnya setuju fenomena ini mungkin berhubungan dengan memori dalam beberapa hal.

Jadi, jika Anda mengalami déjà vu, Anda mungkin pernah mengalami peristiwa serupa sebelumnya namun sayangnya Anda tidak bisa mengingat hal itu dengan jelas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com