Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Sukabumi di Ujung Megathrust, Begini Analisis Ahli

Kompas.com - 27/04/2021, 19:05 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

 

KOMPAS.com- Gempa bumi berkekuatan M 5,6 mengguncang Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (27/4/2021). Berdasarkan analisis ahli, gempa bumi terjadi di ujung Megathrust.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis, gempa terjadi di wilayah tenggara Sukabumi pada pukul 16.23 WIB, dengan episenter gempa berada pada koordinat 7.86 LS dan 106.87 BT.

Lokasi tepatnya berada di laut, 103 kilometer tenggara Sukabumi Jawa Barat dengan kedalaman 14 km.

Irwan Meilano, Pakar Gempa, Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Institut Teknologi Bandung (ITB) menduga pusat gempa Sukabumi cukup dalam pada kedalaman medium.

"Karena gempa ini dirasakan di banyak tempat, ada di Bandung, yang di Jakarta juga merasakannya," kata Irwan saat dihubungi Kompas.com.

Baca juga: Gempa M 5,6 Guncang Sukabumi Terasa hingga Jakarta dan Sekitarnya

 

Irwan mengatakan bahwa ini adalah ciri dari gempa bumi dengan kedalaman medium, sekitar 60 km.

Disebutkan bahwa kedalaman sumber gempa ini mirip dengan yang terjadi beberapa waktu lalu di selatan Jawa Timur, yakni Gempa Malang.

BMKG mengatakan bahwa kedalaman gempa Sukabumi sekitar 14 km, Irwan menduga kemungkinan lebih dalam dan dapat dikoreksi.

Keberlanjutan dari subduksi

Jika benar kedalaman gempa bumi yang terjadi di Sukabumi berada pada kedalaman medium, maka menurut Irwan ini merupakan keberlanjutan dari subduksi.

Baca juga: BMKG: Sesar 2 Gempa Sukabumi Beda dengan Simulasi Megathurst

 

"Subduksi itu bertemunya di bagian selatan sekitar 300 kilometer dari pantai selatan Jawa Barat, ke selatan arah laut," ungkap Irwan.

Pertemuan lempeng tersebut lalu masuk semakin dalam ke bawah hingga dekat Pulau Jawa. Di sana, kata Irwan, kedalaman pertemuan lempeng berada pada angka sekitar 60 km.

"Jadi menurut saya, gempa ini kemungkinan pertama terjadi di bagian dari lempeng yang yang masuk ke bagian bawah, jadi keberlanjutan dari pertemuan lempeng, atau bisa juga (gempa) terjadi di dalam lempengnya," papar Irwan.

Irwan menegaskan gempa Sukabumi tidak terjadi di zona megathrust, sebab gempa bumi terjadi di bawah lempeng.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 3,3 Guncang Sukabumi, Cianjur, Dipicu Sesar Aktif

Ilustrasi gempaShutterstock Ilustrasi gempa

Gempa di ujung megathrust

Lebih lanjut Irwan mengatakan bahwa ada hal yang menjadi catatan penting dari gempa-gempa yang terjadi di ujung megathrust, seperi yang terjadi pada gempa Sukabumi.

"Ada beberapa catatan tentang gempa yang merusak, seperti gempa bumi yang oernah terjadi tahun 2009 lalu. Ini memberikan catatan penting, semoga gempa kali ini juga tidak begitu (tidak merusak)," jelas Irwan.

Irwan berharap gempa bumi yang terjadi di Sukabumi sore tadi, diharapkan tidak merusak. Sebab, gempa bumi ini memiliki kekuatan M 5,6 atau di bawah magnitudo 6.

"Ini poin penting dari pemahaman sumber gempa, jangan hanya fokus pada megathrust," kata Irwan.

Baca juga: Gempa Hari Ini: M 4,9 Guncang Sukabumi, Diduga Sesar Aktif Dasar Laut

 

Sudah banyak riset mengenai gempa megathrust dan potensi akan gempa ini memang ada.
Kendati demikian, Irwan mengingatkan bahwa sebenarnya gempa-gempa yang berada cukup dalam, tetapi dari segi posisi horisontal lebih dekat.

Model gempa seperti ini perlu mendapat perhatian. Sebab, walaupun gempa terjadi dengan intensitas atau magnitudo sedang, tetapi bisa menimbulkan banyak kerusakan.

"Berarti ada fakta yang kemudian menunjukkan kita masih harus memperkuat struktur bangunan-bangunan publik. Tetapi, kabar baiknya gempa ini (Gempa Sukabumi) di bawah (magnitudo) 6, semoga tidak ada laporan kerusakan," jelas Irwan.

 

Baca juga: Gempa Hari ini: M 4,8 Guncang Sukabumi, Tidak Berpotensi Tsunami

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com