Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya 2 Mutasi RBD Virus Covid-19 Signifikan yang Terdeteksi di Indonesia

Kompas.com - 15/02/2021, 18:02 WIB
Dea Syifa Ananda,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dan beberapa instansi yang ditugaskan oleh Kementrian Riset dan Teknologi (Menristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menemukan bahwa hanya ada dua mutasi RBD signifikan dari virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Prof. Amin Soebandrio, dr, PhD, SpMK (K), Ketua Lembaga Biologi Molekuler Eijkman dalam webinar bertajuk "Genomic Surveillance, Mutation, and Vaccine" yang diadakan pada Senin (15/2/2021).

Untuk diketahui, receptor binding domain (RBD) adalah bagian penting dari virus yang terletak di domain "spike" yang memungkinkannya berlabuh ke reseptor tubuh untuk masuk ke dalam sel dan menyebabkan infeksi.

Hal ini membuatnya jadi target utama dalam pencegahan dan pengobatan infeksi virus, termasuk SARS-CoV-2.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Terus Bermunculan, Ini 4 Mutasi Virus yang Diketahui

Prof. Amin menjelaskan bahwa secara global dari bulan ke bulan, terdapat berbagai mutasi yang harus dipertimbangkan.

Nah, kabar baik untuk Indonesia adalah hanya dua dari 10 mutasi RBD paling signifikan di dunia yang terdeteksi di negara kita, yaitu N439K dan S494P.

Mutasi N439K naik secara agresif sejak terdeteksi pada bulan November 2020 hingga Januari 2021, sedangkan mutasi S494P naik dari bulan Oktober 2020 sampai bulan Januari 2021.

Hal ini, ujar Prof Amin, menunjukkan bahwa kita harus terus memperhatikan perubahan mutasi yang ada.

Apalagi banyaknya orang yang terinfeksi menunjukkan bahwa kita memiliki begitu banyak sumber terjadinya mutasi

Baca juga: Apa yang Ilmuwan Ketahui tentang Varian Baru Virus Corona dan Vaksin?

"Maka dari itu, penting sekali mendeteksi mutasi baru ini. Pemerintah dalam hal ini Kemristek dan Kemenkes RI telah berkolaborasi melakukan Genomic Surveillance untuk antisipasi variasi baru pada SARS CoV-2," ungkap Prof. Amin

Lebih lanjut, LBM Eijkman melakukan pemetaan genom pada SARS CoV-2 dari 5.000 sampel klinis dari berbagai daerah di Indonesia dengan metode whole genome sequencing (WGS).

WGS bermanfaat untuk memahami distribusi dan pola penyebaran virus, memberikan informasi mengenai karakteristik dari masing-masing isolat untuk penanggulangan dan pencegahan, serta mendukung semua penelitian terkait SARS CoV-2 maupun COVID-19, termasuk pengembangan vaksin dan anti-virus.'

Dr. Slamet, MHP selaku Kepala Balitbang Kesehatan Kementerian Kesehatan yang juga hadir sebagai pembicara dalam webinar ini juga menyampaikan upaya WGS yang dilakukan di seluruh dunia.

Baca juga: Varian Baru Corona di Inggris dan Afrika Selatan, Ini yang Harus Diketahui

Dia mengatakan, saat ini sudah terdeteksi 416 sequencing jenis virus SARS CoV-2 yang menyebar di seluruh provinsi Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

"Ada beberapa provinsi yang belum terdeteksi dari survailens, tetapi secara umum, kami terus berusaha mengumpulkan semua spesimen dari sabang sampai merauke," lanjutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com