Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukti Gurun Sahara Pernah Hijau Makin Nyata, Ini Temuan Terbarunya

Kompas.com - 01/02/2021, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Beberapa penelitian mulai menguak jika sebagian besar Gurun Sahara ribuan tahun yang lalu memang daratan hijau nan subur.

Dan kini, satu lagi studi yang mendukung suburnya Sahara di masa lampau.

Seperti dikutip dari Phys, Senin (1/2/2021) hasil studi oleh tim peneliti internasional tersebut didapat dari analisis kombinasi inti sedimen yang diekstraksi dari Laut Mediterania serta pemodelan komputer iklim.

Baca juga: Gurun Sahara Pernah Hijau, Bisakah Surga Itu Kembali Lagi?

Peneliti menyebut jika lapisan dasar laut mampu menceritakan kisah perubahan lingkungan besar di Afrika Utara selama 160.000 tahun terakhir.

Untuk mendapatkan sedimen dasar laut, tim peneliti kemudian melakukan pelayaranan ke Teluk Sirte Libya.

"Kami menduga ketika Gurun Sahara hijau, sungai-sungai saat itu akan aktif membawa partikel sedimen ke Teluk Sirte," kata Cecile Blanchet, dari Pusat Penelitian Jerman untuk Geosciences GFZ.

Analisis sedimen semacam itu akan membantu untuk lebih memahami waktu dan bagaimana sungai-sungai berfungsi. Selain itu juga akan memberikan konteks iklim untuk perkembangan populasi manusia di masa lalu.

Dengan menggunakan metode yang disebut piston coring, para peneliti menekan silinder raksasa ke dasar laut dan mampu menemukan lumpur di kedalaman hampir 9 meter.

Lapisan lumpur mengandung partikel sedimen dan sisa-sisa tanaman yang diangkut dari benua Afrika terdekat, seperti cangkang mikroorganisme yang tumbuh di air laut, menceritakan kisah perubahan iklim di masa lalu.

"Dengan menggabungkan analisis sedimen dengan hasil simulasi komputer, kami dapat secara tepat memahami proses iklim untuk menjelaskan perubahan drastis di lingkungan Afrika Utara selama 160.000 tahun terakhir," ungkap Tobias Friedrich, peneliti oseanografi Universitas Hawai'i di M?noa

Baca juga: Penuh Lele dan Nila, Ini Bukti Gurun Sahara Tak Setandus Sekarang

 

Penelitian yang telah dipublikasikan di Nature Geoscience ini menemukan, bahwa ada perubahan kecil pada orbit Bumi dan bertambahnya lapisan es di kutub yang menyebabkan pergantian fase lembab dengan curah hujan tinggi menjadi periode panjang yang hampir sepenuhnya kering.

Bagi orang-orang pada masa itu, hal tersebut mengakibatkan perubahan drastis pada kondisi kehidupan yang kemungkinan menyebabkan perpindahan besar-besaran di Afrika Utara.

Sementara masa subur di wilayah Sahara sendiri berlangsung selama lima ribu tahun dengan kelembaban tersebar di Afrika Utara hingga pantai Mediterania.

"Kami telah menambahkan beberapa potongan penting pada perubahan lanskap Sahara di masa lalu yang membantu untuk lebih memahami evolusi manusia dan sejarah migrasi," tambah Blanchet.

Ia juga menambahkan, kombinasi data spesimen dengan hasil simulasi komputer sangat penting untuk memahami apa yang mengendalikan fase lembab dan kering Afrika Utara pada masa lalu.

Mempelajari hal tersebut sangat berarti karena diperkirakan kawasan Afrika akan mengalami kekeringan hebat sebagai akibat dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

Baca juga: Bukti Gurun Sahara Pernah Hijau Makin Nyata, Ini Temuan Terbarunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com