Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meninggalnya Bupati Situbondo, Benarkah Ada Jenis Virus Corona Ganas?

Kompas.com - 27/11/2020, 17:56 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Dia menerangkan, dari data otopsi pasien Covid-19 yang meninggal ditemukan bahwa di dalam paru-paru jenazah penuh dengan sel leukosit atau sel darah putih.

Sel leukosit atau sel darah putih adalah sel yang membentuk komponen darah.

Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.

"Mungkin di tempat lain menurun, tapi mereka (sel leukosit) bermigrasi semua ke paru-paru, karena mereka sedang 'marah' dan berusaha melawan (virus)," ujarnya.

Cara membuktikan virus corona ganas

Oleh sebab itu, Ahmad mengatakan jika ingin mengklaim bahwa virus corona yang dialami Bupati Dadang masuk kategori ganas, satu-satunya jalan untuk membuktikan adalah dengan sekuensing atau pengurutan DNA.

"Kasus ini dialami Bupati Situbondo. Saran saya, sampelnya dikirim ke Unair (Surabaya) untuk dilakukan sekuensing," kata Ahmad.

Hal ini untuk membuktikan apakah ada perbedaan sekuens virus corona yang dialami Bupati Dadang dengan kasus lain.

Dari hal ini nantinya dapat disimpulkan atau dibandingkan dengan kasus lain.

"Ada tidak kasus serupa yang profilnya (virus) mirip. Misalnya dirawatnya berapa lama, paparan virusnya seperti apa, atau riwayatnya seperti apa," imbuh dia.

"Jangan lupa, Covid-19 kasusnya jutaan. Jadi untuk mengklaim virus ganas, itu enggak mudah."

Seperti diketahui, mutasi virus corona SARS-CoV-2 yang dikenal sejauh ini adalah mutasi D614G.

Dipaparkan Ahmad, mutasi D614G merupakan jenis mutasi virus corona yang umum. Bahkan ada juga orang tanpa gejala (OTG) yang terinfeksi virus corona dengan mutasi D614G.

"Jadi enggak selalu mutasi D614G pasti ganas," ucapnya.

Baca juga: Kapan Vaksin Covid-19 Tersedia di Negara-negara Asia? Ini Perkiraannya

Ahmad menduga, kasus Bupati Situbondo yang meninggal karena Covid-19 ini bukan terinfeksi virus corona kategori lebih ganas. Namun, inang atau tubuh yang lemah.

Inang atau host yang lemah dalam artian, protokol kesehatan tidak diterapkan, kecapekan, kondisi fisik yang lemah, kondisi indeks massa tubuh (bmi), riwayat kesehatan, atau beberapa hari sebelumnya sudah terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala.

Ditegaskan Ahmad, untuk mengklaim virus corona masuk kategori ganas tidak bisa hanya dilihat dari masa perawatan yang singkat sebelum meninggal.

Banyak faktor risiko lain yang juga harus diperhatikan dan terpenting harus dibuktikan secara ilmiah saat mengklaim seorang pasien terinfeksi virus corona ganas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com