Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deteksi Dini Letusan Gunung Berapi, Ahli Gunakan Drone

Kompas.com - 04/11/2020, 10:02 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Setidaknya ada 300 gunung berapi aktif di seluruh dunia. Peneliti pun punya tantangan tersendiri untuk memantau dan mengirimkan peringatan dini sebelum gunung meletus.

Tapi pekerjaan itu bukanlah hal yang mudah. Peneliti harus melakukan serangkaian inovasi untuk mengatasi problem tersebut.

Seperti dikutip dari Science Alert, Selasa (3/11/2020) inovasi tersebut dilakukan dengan cara merancang drone atau pesawat tak berawak secara khusus yang akan membantu mengumpulkan data dari gunung berapi aktif.

Baca juga: Pertama Kali, Peneliti Temukan 37 Gunung Berapi Aktif di Venus

Penggunaan drone itu nantinya dapat membantu komunitas lokal untuk memantau gunung berapi terdekat dan memperkirakan letusan di masa depan.

Pengukuran dengan menggunakan drone juga dapat memberi tahu lebih banyak gunung berapi yang tak dapat diakses dan sangat aktif di planet serta bagaimana mereka berkontribusi pada siklus karbon global.

Peneliti mencoba inovasi ini pada Gunung berapi Manam, di Papua Niugini (PNG) yang merupakan gunung berapi paling aktif di negara itu.

Gunung yang terletak di sebuah pulau di lepas pantai timur laut PNG ini merupakan rumah bagi lebih dari 9.000 orang.

"Manam belum dipelajari secara rinci tetapi kami dapat melihat dari data satelit bahwa gunung ini menghasilkan emisi yang besar," ungkap Emma Liu, ahli vulkanologi dari University College London.

Tim pun mulai menguji dua jenis drone jarak jauh yang dilengkapi dengan sensor gas, kamera, dan perangkat lain selama dua kali yakni pada Oktober 2018 dan Mei 2019.

Baca juga: Letusan Gunung Berapi Jadi Pemicu Kepunahan Massal 450 Juta Tahun Lalu

Lereng gunung Manam yang curam membuatnya sangat berbahaya bahkan untuk berpikir mengumpulkan sampel gas dengan berjalan kaki sedangkan drone terbang dengan aman, membantu tim peneliti mengukur emisi gas vulkaniknya dengan lebih akurat.

Drone terbang lebih dari 2.000 meter di atas gumpalan vulkanik gunung yang sangat bergejolak.

Dalam setiap penerbangan, drone akan mengambil gambar, mengukur komposisi gas, mengumpulkan empat kantong gas ekstra untuk dianalisis.

Hasil pengamatan drone pun terbilang cukup akurat.

Gambar udara menunjukkan bahwa ada peningkatan aktivitas kawah antara Okktober 2018 dan Mei 2019.

Faktanya, gunung berapi Manam kemudian meletus tak berselang lama, yaitu pada bulan Juni.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com