Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bakteri Kebal Antibiotik Jadi Ancaman Kesehatan di Tengah Pandemi Virus Corona

Kompas.com - 06/10/2020, 16:32 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

KOMPAS.com- Dunia sedang berupaya menghentikan pandemi virus corona yang telah menginfeksi lebih dari 35 juta orang dan menewaskan lebih dari 1 juta orang.

Namun, ancaman kesehatan lainnya juga tengah mengincar umat manusia, yakni bakteri kebal antibiotik yang tak mendapat perhatian sebesar Covid-19.

Padahal, ancaman bakteri yang resisten pada antibiotik juga sama bahayanya dalam menimbulkan penyakit yang dapat menyebar secara perlahan.

Melansir Science Alert, Selasa (6/10/2020), ahli mengingatkan bahwa bakteri juga dapat menjadi ancaman yang sama dengan Covid-19 saat ini.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan hampir 3 juta orang di Amerika setiap tahunnya mengidap infeksi bakteri yang kebal antibiotik, di mana 35.000 orang di antaranya meninggal.

Baca juga: Kebal Antibiotik, Bakteri Super Bakal Bunuh Jutaan Manusia pada 2050

 

Sedangkan secara global ada sekitar 700.000 orang yang meninggal akibat infeksi bakteri setiap tahun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memproyeksikan saat ini, ada sekitar 10 juta orang yang dapat meninggal akibat infeksi bakteri kebal antibiotik setiap tahunnya hingga 2050 mendatang.

Sebab, resep antibiotik yang berlebihan, atau penggunaan berlebvihan pada ternak, serta faktor-faktor lainnya, berbagai jenis bakteri akan menjadi lebih resisten.

Termasuk jenis bakteri gonore, tuberkulosis, dan salmonella menjadi sulit untuk diobati, bahkan terkadang tidak mungkin untuk diobati.

Baca juga: Darurat, Strain Gonore yang Kebal Antibiotik Mendunia

 

Sedikitnya di seluruh dunia, 230.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat infeksi tuberkulosis yang kebal antibiotik.

"Kemungkinan besar infeksi bakteri akan sangat sulit diobati, bahkan bisa saja tidak mungkin bisa diobati dan itu sangat buruk," kata Sarah Fortune, profesor imunologi dan penyakit menular di Harvard University kepada Insider.

Dia menambahkan infeksi bakteri yang kebal antibiotik dan sulit diobati dapat menyebabkan banyak kerusakan.

"Mereka (bakteri resisten antibiotik) dapat membunuh orang," imbuh Fortune.

Steffanie Strathdee, seorang profesor kedokteran di Universitas California, San Diego, mengatakan tidak cukup jika hanya membicarakan ancaman bakteri tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com