Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Mematikan Beberapa Orang, Studi Ungkap Sistem Kekebalan bisa Melawan Balik

Kompas.com - 25/09/2020, 18:02 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis

Dalam beberapa kasus infeksi bakteri yang disebabkan oleh misalnya, spesies Staphylococcus, sering bertambah parah saat produksi antibodi tubuh berbalik melawan pertahanan interferonnya sendiri.

Sabotase tersebut telah dicatat pada orang yang diobati dengan interferon untuk infeksi hepatitis, serta pada wanita dengan penyakit lupus autoimun.

Penemuan yang telah dipublikasikan di jurnal Science ini, mungkin telah membantu menjelaskan mengapa bagi sebagian orang Covid-19 yang menginfeksi tubuhnya bisa sangat mematikan.

Berkat studi tersebut, setidaknya ada upaya untuk menyediakan sarana pengobatan yang tepat, serta dapat mengidentifikasi dengan lebih baik mana populasi paling berisiko terhadap gangguan tersebut.

Baca juga: Studi: Flu Biasa Melatih Sistem Kekebalan Tubuh Mengenali Covid-19

 

Studi tersebut dinilai telah membantu juga menjelaskan misteri virus SARS-CoV-2 yang membingungkan para ahli saat ini.

"Menariknya, 94 persen pasien dengan auto-antibodi penetral ini adalah laki-laki. Ini juga menjelaskan juga mengapa laki-laki lebih rentan terkena Covid-19 yang parah," ungkap Stuart Tangye, kepala simpul Oseania dari Covid Human Genomic Effort.

Sementara studi lain mengamati pasien yang dirawat di rumah sakit dengan gejala parah, beberapa di antaranya, berusia sekitar 20-an tahun.

Peneliti mencoba membandingkan gen dari 659 pasien dengan kasus Covid-19 yang mengancam jiwa dengan 534 orang yang mengalami infeksi asimptomatik atau ringan. Mereka mengidentifikasi 13 kelainan dalam urutan yang dikenal sebagai bagian integral dari aktivitas anti-influenza IFN.

Baca juga: Ahli Australia Ungkap Cara Sistem Kekebalan Tubuh Perangi Covid-19

 

Mutasi 'hilangnya fungsi' ini hanya terlihat setidaknya pada 3,5 persen. Mutasi genetik tersebut menghentikan IFN bekerja dengan baik.

"Cara SARS-CoV-2 memengaruhi orang secara berebda telah membingungkan. Virus ini dapat menyebabkan infeksi tanpa gejala, dapat menghilang dengan tenang, tapi juga mungkin dapat membunuh dalam beberapa hari," kata genetika medis John Christodoulo dari Murdoch Children's Research Institute di Australia.

Christodoulo mengatakan perubahan tersebut membahayakan kemampuan mereka dalam melindungi terhadap infeksi Covid-19, dengan mengganggu kemampuan tubuh membuat interferon tipe 1 (IFN).

Kedua studi tersebut mengisi bagian penting dari misteri virus corona yakni menjelaskan bagaimana virus itu menyerang dan menghancurkan tubuh dengan cara yang aneh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com