Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ekstrak Tanaman Artemisia Efektif Bunuh Virus Corona?

Kompas.com - 16/09/2020, 09:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Madagaskar menarik banyak perhatian ketika April lalu, negara pulau di Afrika tersebut mengumumkan bahwa sebuah tanaman setempat dipakai untuk memerangi virus corona.

Presiden Andry Rajoelina mempromosikan sebuah minuman yang mengandung ekstrak tanaman artemisia.

Berkaitan dengan tanaman ini, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan sejauh ini belum ada bukti bahwa tanaman yang beberapa kandungannya berkhasiat melawan malaria juga dapat melawan Covid-19.

Jadi, apa yang kita ketahui tentang tanaman ini dan kandungannya?

Baca juga: Uji Klinis Imunomodulator Herbal untuk Pasien Covid-19, LIPI Tunggu BPOM

Artemisia annua berasal dari Asia, namun tumbuh di banyak tempat di dunia dengan cuaca terik dan panas.

Tanaman ini telah dipakai dalam obat-obatan tradisional China selama lebih dari 2.000 tahun untuk mengobati beberapa penyakit, seperti malaria, mengurangi rasa sakit, dan demam.

Dalam obat-obatan China, tanaman ini dikenal sebagai "qinghao".

Ini juga disebut sebagai apsintus manis atau tahunan, dan dipakai dalam terapi alternatif. Tanaman ini bahkan dipakai juga dalam beberapa minuman beralkohol.

Dapatkah artemisia melawan Covid-19?

Presiden Madagaskar Andry Rajoelina mengatakan April lalu bahwa uji coba minuman Covid-Organik yang memakai artemisia menunjukkan efektivitas dalam memerangi Covid-19. Ia mengulangi klaim ini pada September.

Namun belum ada bukti yang ditunjukkan ke publik soal ini.

Komposisi pasti minuman itu juga tidak diketahui, meski pemerintah setempat mengatakan lebih dari 60 persen berasal dari tanaman artemisia.

Madagaskar juga mulai memproduksi kapsul dan obat lainnya yang bisa disuntikkan. Uji klinis terhadap keduanya telah dimulai.

Ilmuwan Jerman dan Denmark telah menguji ekstrak tanaman artemisia annua yang menurut mereka efektif membunuh virus corona di laboratorium.

Riset itu, yang belum dikaji secara independen oleh ilmuwan lainnya, menemukan bahwa ekstrak tersebut menunjukkan aktivitas anti-virus jika dipakai bersama ethanol murni atau air distilasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com