KOMPAS.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah menyelesaikan uji klinis imunomodulator herbal yang dikembangkan bersama sejumlah peneliti di Rumah Sakit Darurat Corona (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran.
Uji klinis tersebut selesai dilakukan terhadap 90 subjek penelitian dengan rentang usia 18-50 tahun yang diberikan intervensi selama 14 hari, yang dimulai sejak 8 Juni lalu.
Seperti diberitakan Kompas.com, Senin (17/8/2020), imunomodulator adalah zat yang dapat memengaruhi dan memperkuat sistem kekebalan tubuh.
Penelitian mengacu pada pemanfaatan tanaman obat yang dimiliki Indonesia. Terdapat dua produk yang diuji klinis sebagai imunomodulator, yakni Cordyceps militaris dan kombinasi ekstrak herbal.
Baca juga: LIPI Selesaikan Uji Klinis Imunomodulator Herbal untuk Pasien Covid-19
Kombinasi ekstrak herbal ini terdiri dari rimpang jahe merah (Zingiber officinale var Rubrum), daun meniran (Phyllanthus niruri), sambiloto (Andrographis paniculata), dan daun sembung (Blumea balsamifera).
"Kombinasi herbal tersebut sudah diformulasikan, memiliki data stabilitas dan ada prototipenya," kata Masteria Yunovilsa Putra, Ph.D dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI selaku Koordinator Kegiatan Uji Klinis Kandidat Imunomodulator Herbal untuk Penanganan Covid-19.
Dalam Diskusi Tim Uji Klinis Kandidat Imunomodulator untuk Pasien Covid-19 disampaikan data uji klinis telah dikirimkan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Konferensi Internasional Sains dan Matematika 2020, LIPI Jadi Panelis
"Kami tidak akan melaporkan hasil uji klinis ini, sebelum BPOM menyatakan imunomodulator ini berhasil atau tidaknya," ungkap Masteria.
Masteria mengatakan setelah hasil dari BPOM dikeluarkan, maka pihaknya akan mempublikasikan data hasil uji klinis terhadap imunomodulator yang dikembangkan LIPI tersebut.
"Setelah ada hasil dari BPOM, pasti akan kami buka (publikasikan) nantinya," ungkap Masteria saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/8/2020).