Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Happy Hypoxia, Pasien Covid-19 Tanpa Gejala Harus Diperiksa Menyeluruh

Kompas.com - 05/09/2020, 10:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ahli mengingatkan, pasien Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala penyakit tetap harus waspada, terutama pada kondisi silent hypoxemia atau yang dikenal masyarakat happy hypoxia.

Ketua Umum Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengatakan, pasien yang saat ini terinfeksi Covid-19 tapi tidak menunjukkan gejala harus tetap melakukan pemeriksaan menyeluruh.

"Pemeriksaan untuk menentukan derajatnya (keparahan). Supaya bener-bener tahu, pasien itu derajatnya tidak ada gejala, ringan, sedang, berat atau kritis," kata Agus kepada Kompas.com, Kamis (3/9/2020).

Saat didiagnosis mengidap Covid-19, pasien memerlukan pemeriksaan tambahan, terutama pemeriksaan laboratorium.

Baca juga: Apa Itu Happy Hypoxia, Kematian Tanpa Gejala Pasien Corona?

Pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan ada dua.

Pertama, pemeriksaan kadar oksigen dalam darah pasien rendah atau tidak. Kedua, pemeriksaan CT Scan atau rontgen untuk melihat ada pneumonia atau tidak.

Begitu ada kelainan pneumonia - meski tidak ada gejala -, pasien seharusnya dimasukkan ke dalam kategori terinfeksi gejala sedang.

"Meskipun orangnya merasa tidak ada gejala," kata dia.

Agus menjelaskan bahwa ketika pasien mengaku tidak merasakan gejala Covid-19 tapi hasil rontgen menunjukkan ada pneumonia, maka dia tiadk bisa dikategorikan sebagai pasien tanpa gejala atau asimptomatik.

Hal yang sama juga berlaku bagi pasien yang tidak menunjukkan gejala tapi hasil laboratorium menunjukkan ada hipoksemia. Dalam keadaan ini, seharusnya masuk dalam kategori pasien dengan gejala sedang atau berat.

Hipoksemia atau hypoxemia adalah kondisi kurangnya kadar oksigen dalam darah, yang menyebabkan terjadi gangguan beserta keluhan pada organ tubuh lainnya.

"Padahal saya kan harusnya masuk asimptomatik dok, (karena) enggak ada gejala," kata Agus menirukan keluhan pasien yang protes karena masuk kategori gejala sedang atau berat.

"Enggak bisa begitu. Dia harus masuk ke rating (derajat atau kategori) yang lebih tinggi yaitu derajat sedang atau berat dan itu harus dirawat. Dan harus mendapatkan suplementasi oksigen," jelasnya.

Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19Shutterstock Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19

Agus menegaskan bahwa happy hypoxia yang tidak terdeteksi inilah yang menyebabkan banyak pasien Covid-19 meninggal dunia, padahal terlihat tidak ada gejala.

Bahkan, pada beberapa kejadian, kata Agus, ada pasien yang sudah dinyatakan terinfeksi Covid-19 dan tidak memiliki gejala tapi secara tiba-tiba mengalami sesak napas dan meninggal dunia.

Kejadian itu muncul karena pemeriksaan untuk happy hypoxia atau silent hypoxemia tidak dilakukan karena pasien dianggap tidak berisiko.

Sehingga, kadar oksigen yang rendah di dalam darah pasien tidak segera diberikan tindakan suplementasi oksigen atau terapi lain untuk meningkatkan kembali kadar oksigen agar dapat melawan kondisi keparahan yang menggerogoti dari dalam tubuh.

Tak jarang, ketika infeksi hipoksemia meluas dan bertambah berat, barulah pasien merasa sesak napas karena kadar oksigennya terlalu rendah.

Oleh sebab itu, ketika dibawa ke rumah sakit seringkali kondisinya sudah terlampau fatal dan dalam beberapa jam pasien tidak dapat tertolong.

"Itu karena kita deteksi dininya kurang dilakukan intinya," tegasnya.

Baca juga: Ahli Sebut Gejala Happy Hypoxia Sudah Muncul di Indonesia Sejak Maret

Agus mengingatkan kepada masyarakat yang sudah terlanjur terinfeksi Covid-19 dan merasa tidak ada gejala sebaiknya lakukan pemeriksaan menyeluruh.

Biarkan nanti tenaga medis yang akan memutuskan tindakan apa yang harusnya Anda lakukan berdasarkan analisis hasil pemeriksaan.

Jika memang Anda tidak bergejala dan hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak adanya temuan pneumonia ataupun hipoksemia, maka tenaga medis juga yang akan menyarankan Anda cukup melakukan isolasi mandiri saja di rumah.

Sebaliknya, jika nyatanya ditemukan pneumonia ataupun hipoksemia.

Tenaga medis akan menyarankan untuk mengambil tindakan terapi atau perawatan seperti apa yang harus dilakukan agar Anda sembuh dengan optimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com