Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Tak Pakai Proteksi Saat Olahraga Berisiko Trauma pada Mata

Kompas.com - 18/08/2020, 19:32 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga sangat dianjurkan untuk membantu kebugaran tubuh agar tetap sehat. Akan tetapi, waspadai risiko trauma pada mata saat melakukan berolahraga tanpa alat proteksi.

Ketua Ophthalmic Trauma Service JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr Yunia Irawati SpM(K) berkata bahwa olahraga yang tidak punya proteksi pada mata, sangat bisa dan mungkin sekali meningkatkan risiko terjadinya trauma pada mata.

"Kami sering mendapatkan (pasien) yang terkena trauma mata itu akibat olahraga," kata Yunia dalam acara virtual media session JEC dengan tajuk Overcoming the Challenges in Ophthalmic Trauma, Sabtu (15/8/2020).

Padahal, trauma pada mata bisa menurunkan tingkat penglihatan secara tajam hingga menyebabkan kebutaan. Pada kondisi lebih lanjut, trauma pada mata juga akan berdampak pada berkurangnya kualitas hidup dan produktivitas penderita.

Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Trauma Mata Bisa Picu Kebutaan

Yunia berkata, tubuh termasuk organ mata sebenarnya memiliki kemampuan untuk menyerap darah dengan sendirinya ketika terjadi pendarahan pada bagian mata.

"Tapi, kalau pendarahannya sudah berlebihan maka itu akan sulit dilakukan oleh mata secara alami sendiri, dan butuh penanganan lebih lanjut bahkan operasi," ujarnya.

Yunia pun mengingatkan, untuk Anda yang punya hobi dalam salah satu jenis olahraga, sebaiknya pilih atau lakukan olahraga dengan alat perlindungan tubuh, termasuk untuk bagian mata.

Tidak menggunakan proteksi atau alat perlindungan yang memadai saat melakukan aktivitas olahraga, akan berisiko tinggi terhadap terjadinya cidera saat Anda terjatuh ataupun terkena benturan baik benda tajam maupun benda tumpul di organ-organ tubuh tertentu Anda.

Baca juga: Mengapa Kita Perlu Melindungi Mata dari Penularan Virus Corona? Ahli Jelaskan

Sementara itu, yang masih menjadi pekerjaan besar pada saat ini adalah bagaimana setiap cabang olahraga bisa memiliki proteksi mata seperti kacamata yang tidak menggangu atau menghalangi kegiatan pemain.

"Namun, ini harus bicara dengan data dan sedang kami bahas dan dihimpun data di lapangannya," tuturnya.

Dari data pasien yang Yunia tangani, salah satu jenis olahraga yang paling banyak menyebabkan trauma mata adalah badminton atau bulu tangkis, di mana shuttlecock mengenai mata.

"Ini paling banyak terjadi di kita (Indonesia), tapi tergantung negaranya, olahraga apa yang sering dilakukan. Kalau di kita (Indonesia), bulu tangkis kan jadi yang paling banyak digemari masyarakat juga. Jadi paling banyak trauma mata itu saat olahraga bulu tangkis," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com