Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Sebut Melihat Pesut Mahakam Fenomena Langka, Bagaimana Populasinya?

Kompas.com - 23/07/2020, 09:01 WIB
Ellyvon Pranita,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com- Kemunculan sekawanan pesut terekam sedang asik berlompatan di air Sungai Mahakam, Kalimantan Timur menjadi ramai diperbincangkan.

Kejadian ini pun dianggap sebagai fenomena langka oleh masyarakat setempat.

Video yang berdurasi 0,54 detik pada Senin (20/7/2020), itu lantas viral setelah Syariful Bahri membagikannya dalam akun Twitter-nya @BahriBpp.

"Kejadian yg skrg sangat langka d sungai Mahakam," tulis @BahriBpp dalam unggahannya yang sudah di re-tweet oleh 22.900 pengguna lain hingga Rabu (22/7/2020).

Baca juga: Jangan Tertukar Lagi, Ini Beda Dugong, Pesut dan Lumba-lumba

Kendati demikian, fenomena ini tidak dianggap sebagai fenomena langka oleh peneliti mamalia laut di Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Rr Sekar Mira CH SSi MApp Sc.

"Sebenarnya pesut ini memang familiar di daerah pesisir dan daerah sungai. Jadi sangat wajar (masyarakat) melihatnya karena masih di pesisir, bukan wilayah yang aneh," kata Mira kepada Kompas.com, Selasa (21/7/2020).

Pesut Mahakam merupakan mamalia air yang masuk ke dalam ordo Cetacea dan famili Delphinadae. Ini merupakan satu ordo dengan lumba-lumba yang umumnya diketahui oleh masyarakat.

Pesut makaham tertangkap kamera saat berada di perairan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Dok. RASI Pesut makaham tertangkap kamera saat berada di perairan Sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Baca juga: Ramai Hewan Air Muncul di Sungai Mahakam, Benarkah Pesut Mahakam?

Selain fisiknya yang hampir serupa karena memiliki sirip punggung, lubang napasnya yang ada satu di atas kepala, pesut juga ternyata memiliki kebiasaan perilaku yang suka berloncatan di permukaan air seperti yang dilakukan lumba-lumba.

Lantas, apakah artinya Pesut Mahakam adalah lumba-lumba air?

Dijelaskan juga oleh Dosen Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), Adriani Sunuddin, karena masih dalam satu orde yang sama, maka secara praktis bisa saja Pesut Mahakam disebut dengan lumba-lumba sungai.

"Namun, sebetulnya Pesut Mahakam adalah mamalia air yang hidup di estuaria," kata Adriani yang akrab disapa Nani ini kepada Kompas.com.

 

Untuk diketahui, estuaria pada dasarnya adalah habitat akuatik yang di dalamnya terjadi pencampuran atau pertemuan antara masa air yang lebih tawar dan lebih asin.

Jika dilihat dari biogeografinya, maka mayoritas sebaran pesut itu bisa dijumpai di wilayah yang memiliki aliran arus sungai yang besar.

Jadi, kalau di Asia Tenggara sendiri sungai besar yang bisa menjadi tempat habitat pesut yaitu seperti Sungai Drawadi, Sungai Mekong, Sungai Mahakam, Sungai Musi, Sungai Kubu, Sungai Kapuas dan sebagainya.

Kendala populasi pesut

Pesut Mahakam termasuk satwa mamalia air yang berstatus Critically Endangered, artinya populasi satwa ini sangat kritis dan hampir punah oleh Internasional Union for Concervation of Nature (IUCN) atau Uni Internasional untuk Konservasi Alam.

Baca juga: Fenomena Langka: Bulan, Jupiter, dan Saturnus Sejajar hingga Malam Ini

Bahkan, populasinya di Sungai Mahakam itu sendiri diketahui hanya tinggal sekitar 80 ekor saja.

Diakui Nani, populasi pesut di seluruh wilayah sebarannya itu cenderung menyusut akibat habitatnya terganggu.

"Gangguan habitatnya yang utama adalah semakin tingginya lalu lintas di perairan sungai dan tidak adanya aturan, selain adanya erosi dan pendangkalan (sungai),"

Serta, tidak luput juga terkait pengelolaan hutan yang kurang bijak terhadap limpasan pencemaran nitrogen ataupun bahan lainnya.

Selain itu, ekosistem sungai yang umumnya ada nelayan yang mencari sumber pangan dan penghasilan. Sehingga, terkadang ada persaingan antara nelayan yang ingin menangkap ikan ataupun pesut yang ingin berburu mangsa di habitat sungai atau pesisir tersebut.

Baca juga: Siang Ini, Fenomena Bulan Tampak Setengah hingga Sejajar dengan Mars

Kendati panjang maksimal pesut ini bisa mencapai 2,75 meter, tetapi makanan utamanya adalah ikan-ikan kecil.

Untuk pesut yang bisa dijumpai di perairan pesisir, kata dia, itu umumnya adalah perairan laut yang masih dapat limpasan air bersalinitas lebih rendah.

"Artinya selain ada pengaruh air tawar atau kawasan pesisir tersebut umumnya kedalamannya tidak terlalu dalam," jelasnya.

Oleh sebab itu, dari berbagai permasalahan di lingkungan habitatnya, diprakirakan itulah yang memengaruhi populasi pesut mengalami pergeseran akibat habitat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com