Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lintasi Indonesia Usai Matahari Terbenam, Ini 7 Fakta Komet Neowise

Kompas.com - 20/07/2020, 08:24 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komet Neowise (C/2020 F3) merupakan salah satu komet paling langka dan spektakuler.

Beruntung bagi kita yang tinggal di Indonesia, petang nanti dapat menyaksikan komet yang hanya bisa dilihat sekali seumur hidup ini.

Sebelum menyaksikan komet Neowise, ada baiknya kita berkenalan dulu dengan benda langit satu ini.

Kami telah merangkum 7 fakta yang perlu Anda ketahui tentang komet Neowise. Berikut ulasannya:

Baca juga: Komet Neowise Akan Melintasi Bumi, Tak Akan Kembali dalam 6.800 Tahun

1. Baru ditemukan Maret 2020

Badan Antariksa AS (NASA) mengonfirmasikan komet Neowise (C/2020 F3) baru ditemukan pada 27 Maret 2020.

Komet Neowise pertama kali ditemukan lewat teleskop luar angkasa Near-Earth Object Wide-Field Infrared Survey Explorer milik NASA.

2. Dapat disaksikan sekali seumur hidup

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa kesempatan mengamati komet Neowise ini bisa jadi yang pertama dan terakhir dapat Anda saksikan seumur hidup.

Hal itu dikarenakan komet Neowise ini memiliki periode yang sangat panjang untuk mendekati Bumi yaitu 6.800 tahun.

Artinya, baru 6.800 tahun lagi komet Neowise menyapa manusia Bumi.

3. Sudah di titik terdekat dengan Bumi sejak 3 Juli 2020

Berdasarkan catatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), komet Neowise sudah berada pada titik terdekat dengan Matahari (perhelion) sejak tanggal 3 Juli 2020 pukul 23.20 WIB.

Jaraknya dengan Matahari saat itu adalah 44,1 juta km. Sementara, jaraknya dengan Bumi di waktu yang sama adalah 172,64 juta km.

Pada 15 Juli 2020,observasi terakhir oleh Coma Database Observer (COBS) menunjukkan bahwa nilai magnitudo komet ini sudah mencapai +1,5.

Sedangkan, disebutkan pula bahwa komet ini paling terang terlihat ketika berada pada titik terdekat terhadap Matahari dengan magnitudo tampak +1,4.

Diameter koma atau ekor komet ini mencapai 17,7 menit busur atau sedikit lebih besar dari jejari tampak Bulan.

Pada 23 Juli 2020 pukul 09.41 WIB, komet Neowise akan berada pada titik terdekat dengan Bumi, jaraknya dengan Bumi yaitu 103,5 juta kilometer.

Komet Neowise yang diabadikan di Hungaria, 14 Juli 2020.Shutterstock/Varga Jozsef Zoltan Komet Neowise yang diabadikan di Hungaria, 14 Juli 2020.

4. Kawasan subtropis tempat melihat terbaik

Disampaikan oleh astronom amatir Indonesia Marufin Sudibyo, kawasan yang paling baik untuk bisa melihat komet Neowise ini adalah kawasan subtropis.

Khususnya lintang tinggi seperti Eropa dan Amerika di hemisfer utara, serta Selandia Baru dan Australia selatan di hemisfer selatan.

"Pada kawasan tersebut, komet sudah mulai bisa dilihat sejak 3 jam sebelum Matahari terbit," kata Marufin kepada Kompas.com, Senin (13/7/2020).

Sebaliknya, untuk kawasan yang termasuk wilayah tropis atau berada pada lintang rendah atau ekuator, tidak berkesempatan menyaksikan komet ini karena kedudukannya yang terlalu rendah terhadap horizon.

Sehingga, saat komet Neowise sudah memiliki ketinggian cukup, lokasinya segera diliputi cahaya fajar atau twilight yang lebih benderang ketimbang komet.

"Jadi komet tak bisa dilihat," ujarnya.

Baca juga: Fenomena Langka Komet Neowise Juli 2020, Wilayah Mana Saja Bisa Melihatnya?

5. Dapat disaksikan di Indonesia

Kendati termasuk wilayah tropis, masyarakat di Indonesia memiliki kesempatan untuk mengamati fenomena langka ini secara langsung.

Ada dua perbedaan pendapat kapan waktu mulainya fenomena komet Neowise ini dapat disaksikan.

Lapan menyebutkan komet Neowise ini bisa disaksikan sejak kemarin (19/7/2020), tetapi Marufin menyebutnya mulai hari ini (20/7/2020).

Kendati demikian, keduanya menyebutkan fenomena ini diprediksikan masih bisa diamati sampai 25 Juli 2020 mendatang.

Maka, komet baru akan bisa dilihat jika fase senja sipil (civil twilight) sudah berakhir.

Dengan kata lain komet berkemungkinan baru bisa dilihat mulai 25 menit usai terbenamnya Matahari.

"Komet ada di langit barat laut," kata Marufin.

6. Butuh alat optik

Marufin menyebutkan, komet ini bisa disaksikan setelah Matahari terbenam, karena diperkirakan sudah lebih redup atau saat estimasi magnitudonya sudah mencapat +3 hingga +4.

Di mana dengan magnitudo tersebut artinya mudah dilihatdengan teleskop kecil tapi relatif sulit dilat dengan mata tanpa bantuan alat optik.

Hal ini sama halnya dengan yang diungkapkan Lapan bahwa meskipun terlihat secara kasat mata, komet akan semakin sulit dilihat di daerah yang cukup terang ata polusi cahaya tinggi.

Dengan panjang angular ekor yang cukup besar, komet dapat terlihat dengan binokuler, teleskop, atau kamera digital yang peka cahaya.

Komet Neowise melintasi Irlandia pada 11 Juli 2020SHUTTERSTOCK/MIKALAUREQUE Komet Neowise melintasi Irlandia pada 11 Juli 2020

Baca juga: Komet Neowise Hanya Bisa Dilihat Sekali Seumur Hidup, Benarkah Ekornya Terbelah?

7. Komet Neowise memiliki ekor

Marufin menjelaskan bahwa di Indonesia, secara kasat mata dan menggunakan binokuler tanpa kamera, komet akan terlihat sebagai titik cahaya baru yang terkesan lebih redup ketimbang bintang.

Komet baru akan menampakkan bentuk ekornya jika diabadikan dengan kamera yang memadai dengan fotografi dilakukan pada waktu eksposur minimal 60 detik.

Ekor komet Neowise ini juga diisukan akan tampak seperti terbelah. Namun, Marufin berkata, ekor komet yang bentuknya akan tampak seperti terbelah itu karena ekor komet yang tersusun atas ekor gas dan debu.

Di mana kedua ekor ini memiliki perbedaan, ekor gas merupakan partikel plasma yang cenderung selalu berusaha menjauhi Matahari.

Sedangkan, ekor debu yang berisi butiran debu dan pasir ini terserak di sepanjang orbit komet yang baru saja dilintasi dan berusaha tidak menjauhi kedudukan Matahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com