Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Mutasi Membuat Virus Corona Lebih Mudah Menular?

Kompas.com - 20/07/2020, 07:06 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

KOMPAS.com - Virus corona Sars-CoV-2, nama resmi virus yang menyebabkan penyakit Covid-19 menyebar luas ke suluruh dunia dan terus bermutasi.

Meski para ilmuwan telah menemukan ribuan mutasi atau perubahan pada materi genetik virus, hanya satu yang sejauh ini diduga mengubah perilakunya.

Pertanyaan krusial tentang mutasi ini ialah: apakah ini membuat virus lebih mudah menular - atau lebih mematikan - bagi manusia? Dan dapatkah ia mengancam kesuksesan vaksin di masa depan?

Virus corona ini sebenarnya berubah sangat lambat dibandingkan virus flu lain.

Baca juga: Ahli Kelompokkan 6 Jenis Infeksi Corona Covid-19 Berdasarkan Gejala

Dengan relatif rendahnya tingkat kekebalan alami di populasi, tiadanya vaksin, dan sedikit pengobatan yang efektif, tidak ada tekanan bagi si virus untuk beradaptasi.

Sejauh ini, ia bisa terus menyebar saja sudah bagus.

Mutasi itu - dinamai D614G dan terletak di dalam protein yang menyusun spike atau "ujung runcing" yang digunakan virus untuk menerobos ke dalam sel manusia - muncul tak lama setelah wabah pertama di Wuhan, barangkali di Italia. Mutasi itu kini ditemukan di sebanyak 97 persen sampel di seluruh dunia.

Keuntungan evolusi

Pertanyaannya ialah apakah dominasi mutasi ini memberi virus suatu keuntungan, ataukah hanya kebetulan.

Virus tidak punya rencana. Mereka terus bermutasi dan meskipun beberapa perubahan akan membantu virus bereproduksi, beberapa justru bisa menghambatnya.

Perubahan lainnya adalah netral.

"Mereka adalah produk sampingan dari replikasi virus," kata Dr. Lucy van Dorp, dari University College London.

Mutasi-mutasi itu "hanya menumpang" di virus tanpa mengubah perilakunya.

Mutasi yang muncul bisa menjadi sangat umum hanya karena terjadi pada awal wabah dan kemudian tersebar — dikenal sebagai "efek pendiri" (founder effect).

Inilah yang diyakini dr. van Dorp dan timnya sebagai penjelasan mengapa mutasi itu mendominasi. Tapi hipotesis ini kontroversial.

Ilustrasi 3D virus corona yang menyebabkan Covid-19SHUTTERSTOCK/CORONA BOREALIS STUDIO Ilustrasi 3D virus corona yang menyebabkan Covid-19

Semakin banyak - mungkin mayoritas - pakar virologi kini percaya, seperti dijelaskan dr. Thushan de Silva di University of Sheffield, terdapat cukup banyak data untuk mengatakan versi virus ini memiliki "keuntungan selektif" dalam evolusi daripada versi sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com