Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/07/2020, 18:30 WIB
The Conversation,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Bagaimana caranya awan tetap melayang di angkasa? - Samson, 4 tahun, London, Inggris.

Oleh Jim McQuaid

TERIMA kasih untuk pertanyaannya Samson.

Percaya atau tidak, saya pernah menimbang awan; tidak banyak orang yang bisa melakukan itu!

Saya dan teman-teman ilmuwan saya terbang ke langit dengan sebuah pesawat raksasa, dan menembus awan putih yang halus.

Di dalam awan sebenarnya sangat basah, karena awan terdiri dari miliaran tetesan kecil air.

Ketika kami terbang menembus sebuah awan, kami menggunakan laser dan perangkat ilmiah khusus lainnya untuk mengukur seberapa besar awan itu dan menghitung berapa banyak tetesan kecil air di dalamnya.

Kemudian, kami melakukan perhitungan dan menemukan bahwa awan ini - yang sebenarnya cukup kecil untuk ukuran awan - ternyata beratnya empat ton, atau sama dengan berat dua ekor gajah!

Wajar kalau kita bertanya-tanya bagaimana benda seberat itu bisa tetap ada di langit.

Ada tiga kepingan dalam teka-teki ini dan yang pertama adalah gravitasi.

Seperti halnya semua benda yang ada di planet ini, tetesan kecil air yang membentuk awan tertarik ke Bumi oleh gravitasi. Tapi tetesan ini sangat kecil sehingga sulit bagi mereka untuk melewati udara di bawahnya.

Ini berarti tetesan ini tidak jatuh dengan cepat, yaitu dengan kecepatan hanya sekitar satu sentimeter (cm) per detik, dan angin yang bertiup ke atas dapat membawa tetesan ini kembali naik.

Kepingan kedua terkait ilmu kimia, tidak terlalu banyak, tapi cukup untuk menjawab ini.

Izinkan saya memperkenalkan tabel periodik: sebuah peta berisi semua elemen yang kita ketahui.

Elemen adalah unsur pembangun dari semua hal, seperti Lego-Lego kecil yang kita gunakan untuk membangun objek yang lebih besar dan lebih kompleks.

Tabel periodik diatur sehingga elemen paling ringan dari setiap baris selalu di sebelah kiri. Hidrogen adalah yang paling ringan dari semua elemen, jadi diletakkan di kiri atas. Di setiap baris, semakin ke kanan, elemen-elemennya menjadi semakin berat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com