Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 02/07/2020, 17:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Salah satu penulis laporan, Prof Tom Solomon dari University of Liverpool mengatakan, "Sudah jelas sekarang bahwa virus ini memang menyebabkan masalah di otak, padahal awalnya kami mengira itu semua tentang paru-paru. Sebagian disebabkan oleh kurangnya oksigen ke otak.

"Tetapi tampaknya ada banyak faktor lain, seperti masalah pembekuan darah dan respons hiper-inflamasi dari sistem kekebalan tubuh. Kita juga harus bertanya apakah virus itu sendiri menginfeksi otak. "

Di Kanada, ilmuwan saraf Prof Adrian Owen telah meluncurkan studi online global tentang bagaimana virus mempengaruhi kognisi.

Owen mengatakan: "Kita sudah tahu bahwa para penyintas ICU rentan terhadap gangguan kognitif. Jadi, ketika jumlah pasien Covid-19 yang pulih terus meningkat, semakin jelas bahwa dipulangkan dari ICU bukanlah akhir bagi orang-orang ini. Ini hanya awal dari pemulihan mereka. "

"Sars dan Mers, yang keduanya disebabkan oleh virus corona, dikaitkan dengan beberapa penyakit neurologis, tetapi kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," kata Dr Michael Zandi, konsultan ahli saraf di NHNN.

"Perbandingan terdekat adalah pandemi flu 1918. Kami melihat kemudian ada banyak penyakit otak dan masalah yang muncul selama 10-20 tahun ke depan."

Baca juga: Ahli Mulai Memahami Banyak Masalah Kesehatan yang Ditimbulkan Corona

Sebuah sindrom neurologis misterius yang dikenal sebagai ensefalitis lethargica muncul pada sekitar akhir Perang Dunia Satu dan terus memengaruhi lebih dari satu juta orang di seluruh dunia.

Belum ada bukti ilmiah terkait hal itu - apakah pemicunya influenza atau gangguan autoimun pasca infeksi.

Selain koma kantuk, beberapa pasien memiliki kelainan gerakan yang tampak seperti penyakit Parkinson, yang mempengaruhi mereka selama sisa hidup mereka.

Dalam buku Awakenings, ahli saraf Oliver Sacks menceritakan kisah sekelompok pasien yang telah dibekukan dalam tidur selama beberapa dekade, dan bagaimana ia menggunakan obat L-Dopa untuk sementara waktu guna membebaskan mereka dari keadaan terkunci mereka.

Kita harus berhati-hati sebelum membaca terlalu banyak perbandingan antara Covid-19 dan pandemi flu Spanyol 1918. Tetapi dengan begitu banyak pasien Covid yang memiliki gejala neurologis, penting untuk melihat efek jangka panjang pada otak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com