Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daging Babi Punya Cacing Pita, Benarkah Bahaya Jika Dikonsumsi?

Kompas.com - 15/05/2020, 13:03 WIB
Yohana Artha Uly,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Daging babi tengah menjadi pembahasan hangat beberapa hari terakhir.

Hal ini bermula dari kasus penjualan daging babi yang dibuat seolah mirip daging sapi di Bandung.

Terlepas dari kasus tindakan pidana yang dilakukan oleh penjual tersebut, daging babi sendiri disebut-sebut berbahaya untuk di konsumsi karena mengandung cacing pita.

Tapi apakah daging babi benar-benar berbahaya untuk di konsumsi?

Dr dr Tan Shot Yen, M Hum menyatakan, daging babi memang mengandung cacing pita yang bernama Taenia solium. Tentunya parasit ini akan berbahaya jika masuk ke tubuh manusia.

Namun perlu diketahui, cacing pita tidak hanya dimiliki babi. Parasit ini juga kerap ditemukan di daging sapi, namanya Taenia saginata.

Baca juga: Daging Babi Diolah Mirip Daging Sapi, Kenali Ciri Makanan Mengandung Boraks

Dokter Tan menjelaskan, bila masuk ke tubuh manusia cacing pita akan menyerap nutrisi yang seharusnya untuk menyehatkan tubuh dan mendorong tumbuh kembang anak. Utamanya yang diambil adalah zat besi.

"Cacing pita kan beda dengan cacing gelang dan kremi yang perawakannya kecil-kecil, cacing pita pada hewan kaki empat itu gede-gede, jadi nyedot lebih banyak nutrisi, terutama zat besi," ujarnya kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (14/5/2020).

Meski demikian, daging babi tetap bisa dikonsumsi asalkan terjamin higienis mulai dari kebersihan saat proses pemotongan hewan, penyimpanan, pembekuan, saat dijual, hingga dipersiapkan untuk di masak.

Selain itu, dari sisi keamanan pangan juga terjamin yakni mencakup kebersihan hewan sejak hidup.

"Karena disitu risiko penyakit pada hewan potong. Vaksinasi, antibiotik, dan kemungkinan hormon pertumbuhan yang digunakan aman tidak jangka panjangnya untuk orang yang makan," katanya.

Pentingnya Memasak Daging Babi dengan Matang

Dokter Tan juga menyatakan, disamping higienis dan aman, daging babi juga perlu dimasak dengan matang. Tentunya ini untuk kemanan di konsumsi oleh manusia.

 

Inilah penampakan cacing pita sepanjang 12 cm yang dilaporkan memakan otak pria di China bernama Wang Lei selama 15 tahun terakhir.AsiaWire via Daily Mirror Inilah penampakan cacing pita sepanjang 12 cm yang dilaporkan memakan otak pria di China bernama Wang Lei selama 15 tahun terakhir.

Melansir Healthline, Kamis (14/5/2020), ada ketentuan penggunaan suhu saat memasak daging babi.

Suhu akan mempengaruhi rasa dan kemanan pada makanan yang akan dikonsumsi.

Umumnya dalam memasak daging ada tiga tingkat kematangan.

Pertama adalah rare, yakni daging yang dimasak di suhu 48,9-51,7 derajat Celsius. Kedua medium, daging dimasak dengan suhu 60-62,8 derajat Celsius. Terakhir well-done, dimasak dengan suhu 73,9 derajat Celsius.

Baca juga: Konsumsi Daging Merah Sebabkan Gangguan Ginjal? Ini Kata Ahli

Suhu memasak yang aman, bervariasi untuk berbagai jenis daging.

Nah, untuk memasak daging babi harus pada suhu minimal 62,8 derajat Celsius, suhu tertinggi pada tingkat kematangan medium.

Hal ini untuk memastikan cacing pita pada daging babi yang berpotensi berbahaya pada manusia, benar-benar mati.

Setelah selesai memasak, biarkan daging babi selama tiga menit sebelum dimakan. Ini untuk memberikan waktu lebih banyak pada suhu panas untuk membutuh bakteri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com