Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terapi Plasma Darah Efektif Sembuhkan Covid-19, Benarkah?

Kompas.com - 23/04/2020, 15:30 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Food and Drug Administration (FDA) baru-baru ini merekomendasikan para pasien Covid-19 yang telah sembuh untuk mendonorkan plasma darah mereka.

Plasma darah ini digunakan untuk terapi yang disebut bisa mengobati penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona jenis SARS-CoV-2.

Baca juga: Ilmuwan Deteksi Antibodi Plasma Darah untuk Lawan Corona SARS-CoV-2

Convalescent plasma, begitu nama terapi tersebut, dilakukan dengan cara memasukkan plasma darah penuh antibodi milik pasien yang telah sembuh ke tubuh penderita Covid-19.

Situs resmi FDA menyebutkan terapi ini bisa dilakukan sebagai opsi penyembuhan Covid-19, mengingat tingkat keberhasilan yang cukup tinggi di China.

Apakah terapi ini efektif?

Prof David Muljono selaku Deputy Director Eijkman Institute of Molecular Biology menyebutkan convalescent plasma sangat mungkin dilakukan termasuk di Indonesia.

“Plasma diambil dari darah pasien yang sembuh, tetapi ada kriterianya,” tutur David saat webinar yang digelar oleh The Conversation Indonesia bertajuk “Mengukur Efektivitas Intervensi Pemerintah dalam Penanganan Covid-19”, Selasa (21/4/2020).

Kriteria yang harus dimiliki eks-pasien Covid-19 antara lain usia 18-55 tahun, berat badan lebih dari 50 kilogram, tidak memiliki penyakit penyerta, serta mampu mendonorkan darahnya.

Baca juga: Sel Punca dan Metabolit Buatan Lokal, Terapi Tak Perlu ke Luar Negeri

“RNA pasien harus pernah positif, dengan indikasi pasien tersebut harus yang memiliki progress (penyembuhan) yang cepat dan penyakitnya tidak lebih dari tiga minggu,” paparnya.

Terapi convalescent plasma bukanlah kali pertama dilakukan untuk beberapa jenis penyakit. David menjelaskan, sebelumnya terapi ini dilakukan untuk mengobati penyakit SARS, MERS, hantavirus, dan flu burung.

Plasmashutterstock Plasma

Untuk kasus Covid-19, convalescent plasma pertama kali dipraktekkan di China.

“Awalnya ada 5 orang diberi terapi itu di China, kemudian ditambah 10 orang lagi. Kemudian ada 2 orang lagi di China. Itu artinya di dunia sampai saat ini baru ada 17 orang yang diberikan terapi tersebut,” tambah David.

Berdasarkan data terbatas itu, tingkat keberhasilan convalescent plasma memang cukup tinggi. Para pasien di China yang telah diberikan convalescent plasma mengalami penyembuhan yang lebih cepat, serta keparahan yang berkurang terutama pada saluran pernapasan.

Baca juga: Sembuh dari Covid-19, Apakah Tubuh Jadi Kebal Corona? Ini Kata Para Ahli

Lalu apakah terapi ini benar efektif untuk menyembuhkan Covid-19? David mengatakan terlalu dini untuk berkesimpulan seperti itu. Itulah mengapa Infectious Diseases Society of America (IDSA) telah mengeluarkan rekomendasi no 7.

“Rekomendasi no 7 yang dikeluarkan IDSA menyebutkan convalescent plasma bukanlah pengobatan terakhir, dan masih belum banyak pengalaman klinis. Butuh studi lebih banyak yang diobservasi secara ketat untuk membuktikan efektivitasnya,” tutur ia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com