Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mulainya Sama dengan AS dan Inggris, Kok Australia Bisa Tekan Corona?

Kompas.com - 16/04/2020, 13:47 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

Pertemuan dilakukan secara teratur untuk mengkoordinasi kebijakan yang harus dilakukan di tingkat federal (nasional) maupun di tingkat lokal (negara bagian).

Apa yang dilakukan oleh Australia, yang juga dilakukan banyak negara lain, adalah menyertakan kelompok profesional di bidang kesehatan untuk memberikan masukan apa yang harus dilakukan pemerintah.

Para pakar di bidang kesehatan ini bergabung dalam komite yang disebut 'Australian Health Protection Principal Committee' (AHPPC).

Di tingkat nasional ada jabatan 'Chief Medical Officer', sekarang dijabat oleh Prof Brendan Murphy, yakni jabatan profesional yang mengeluarkan keputusan independen berhubungan dengan masalah kesehatan.

Di tiap-tiap negara bagian, juga terdapat Chief Medical Officer, yang diisi oleh profesional, bukan politisi, karena masih ada jabatan Menteri Kesehatan yang biasaya diisi para politisi.

PM Scott Morrison berulang kali mengatakan bahwa kebijakan yang diambil oleh pemerintah berkenaan dengan virus corona selalu didasarkan pada "saran" dari 'Chief Medical Officer'.

Koordinasi antar pemerintah pusat dan negara bagian tidak mudah dilakukan, karena perbedaan partai politik, misalnya PM Scott Morrison berasal dari Partai Liberal dan beberapa Premier, atau kepala negara bagian, berasal dari Partai Buruh.

Baca juga: Mengapa Banyak Pasien Covid-19 Meninggal di Italia?

Karenanya di awal-awal koordinasi mereka sempat muncul perbedaan kebijakan soal penutupan sekolah.

Pemerintah Federal menginginkan agar sekolah tetap dibuka agar orang tua yang bekerja di sektor-sektor penting, tetap bisa melakukan tugas mereka.

Namun negara bagian Victoria dengan ibukota Melbourne memutuskan untuk meliburkan sekolah lebih cepat sebelum Libur Paskah.

Mereka juga menganjurkan murid agar tetap belajar dari rumah, kalau bisa, walau sekarang sekolah sudah dibuka kembali.

Di Amerika Serikat, koordinasi antar otoritas kesehatan dengan Presiden Trump beberapa kali tampak berbeda.

Sementara di Inggris, meski PM Boris Johnson sudah mengetahui dan meminta warga untuk tidak saling berjabat tangan, ia mengatakan tidak bisa melepaskan kebiasaan tersebut dan tetap berjabat tangan dengan siapa saja yang ditemuinya.

PM Inggris kemudian dinyatakan positif terkena virus, sempat menjalani perawatan di rumah sakit St Thomas di London selama beberapa hari, sekarang sudah keluar dan beristirahat di rumah.

Baca juga: Wabah Corona, 4 Hal Penting agar Indonesia Tak Jadi Italia-nya ASEAN

Transparansi data dan informasi

Selama tiga pekan terakhir, setiap hari, pemerintah Federal Australia dan pemerintah negara bagian mengelar jumpa pers untuk menjelaskan data terbaru mengenai mereka yang terkena virus.

Dalam setiap jumpa pers, pejabat pemerintah, baik di tingkat pusat atau negara bagian, akan didampingi oleh pejabat kesehatan, 'Chief Medical Officer' atau wakilnya.

Transparansi data ini tampaknya dimaksudkan agar warga lebih mengetahui apa yang terjadi sehingga mengerti jalan pemikiran pemerintah.

Misalnya, dalam soal kebijakan pemakaian masker, Australia adalah salah satu negara yang tetap belum menganjurkan warganya menggunakan masker, kalau mereka tidak sakit.

Saran dari pemerintah Australia yang didukung oleh pakar kesehatan hingga saat ini adalah sering mencuci tangan dan jaga jarak dengan orang lain

Pemakaian masker lebih diutamakan bagi tenaga medis yang berhadapan langsung dengan pasien COVID-19 atau mereka yang mungkin tertular virus.

Pemerintah Australia juga sudah mengeluarkan data modelling yang digunakan dalam memprediksi kemungkinan terburuk penyebaran virus corona bila tidak ditangani sama sekali.

Modelling ini di beberapa negara dilakukan oleh lembaga independen dan sering kali dianggap para politisi sebagai hal yang berlebih-lebihan dan bisa membuat warga panik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com