Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/04/2020, 12:03 WIB
Ellyvon Pranita,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah kasus pasien Covid-19 di Indonesia semakin bertambah. Pemerintah, berbagai instansi, dan juga masyarakat terus bergerak melakukan beragam strategi untuk membantu mengakhiri pandemi global ini.

Universitas Indonesia (UI) pun ikut terlibat melawan virus corona SARS-CoV-2 dengan terus mengembangkan riset dan inovasi guna membantu penanganan dan mitigasi pandemi Covid-19.

Disampaikan oleh Wakil Rektor Bidang Riset dan Inovasi UI, Prof Dr rer nat Abdul Haris, UI membentuk tim multidisiplin yang melibatkan peneliti, dosen, ahli, dan rumah sakit yang dimiliki UI untuk menghasilkan riset dan inovasi dalam mencegah, menekan laju persebaran, serta mengobati pasien Covid-19.

Sejumlah inovasi antara lain dengan meluncurkan ragam inovasi dari bidang kesehatan serta sains dan teknologi dalam tiga pengembangan, yaitu pengembangan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.

Baca juga: Update Corona 14 April: 1,92 Juta Orang Terinfeksi, 445.005 Sembuh

Jangka pendek

Dalam jangka pendek ada beberapa riset dan inovasi yang dikembangkan untuk membantu pencegahan penyebaran Covid-19.

Beberapa proyek jangka pendek itu antara lain:

1. Bilik disinfeksi berbasis ultraviolet

Bilik disinfeksi yang mengandung bahan kimia, dalam praktik di masyarakat seringkali salah penggunaan.

Bilik disinfeksi seharusnya dipergunakan untuk benda-benda mati, tapi malah juga dipakai untuk menyemprotkan tubuh manusia.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan RI juga sudah mengimbau dan mengingatkan bahwa bilik disinfeksi dengan kandungan bahan kimia justru berbahaya. Pada kelompok orang rentan bisa berefek menyebabkan alergi, luka bakar, dan kondisi lainnya.

Melihat kondisi ini, sejumlah alat bilik disinfeksi berbasis ultraviolet untuk mencegah transmisi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 diluncurkan oleh tim peneliti Fakultas Teknik UI (FTUI), Fakultas Kedokteran UI (FKUI), FMIPA, Sekolah Ilmu Lingkungan UI (SIL UI), RSUI, serta Research Center for Biomedical Engineering UI (RCBE UI).

2. Ultraviolet disinfeksi peralatan medis

Sebagai garda terdepan dalam peperangan melawan Covid-19 ini, tenaga medis merupakan kelompok paling berisiko terinfeksi virus bahkan bisa berujung pada kematian.

Perwakilan Solidaritas Berantas Covid-19 Prof. Akmal Taher menyebutkan, tenaga medis atau para pekerja di lingkungan kesehatan berisiko tinggi tertular virus corona.

Karena fakta tersebut, tim peneliti Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI (FMIPA UI), FKUI, RSUI, SIL UI, dan Indonesia Medical Education and Reseach Institute (IMERI), merancang dan membuat alat ultraviolet disinfeksi khusus untuk peralatan medis.

Sembari terus melakukan penelitian dan pengembangan berupa Pelindung Diri (APD) bagi tenaga medis karya inovatif dari FTUI, FKUI, dan RSUI.

Jangka menengah

Pengembangan riset dan inovasi jangka menengah fokus dalam menekan laju persebaran Covid-19.

Salah satu yang tengah diteliti dan dikembangkan adalah Instrumen Tes Cepat Covid-19 yang diciptakan oleh tim peneliti FTUI, FKUI, dan RSUI.

Baca juga: Gejala Baru Virus Corona, Kulit Merah dan Gatal-gatal

Jangka panjang

Pengembangan riset dan inovasi jangka panjang fokus dalam menciptakan formulasi dan pengobatan Covid-19, yaitu Pengembangan Suplemen peningkatan imunitas tubuh untuk mencegah virus Covid-19 oleh gabungan tim peneliti FTUI, FKUI, dan RCBE UI.

"Kami berharap dengan adanya dukungan dana yang UI berikan, penelitian dan inovasi ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi nyata bagi penanggulangan pandemi global yang terjadi saat ini," kata Haris.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com