Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teka-teki Suara Dentuman Sabtu Dini Hari, dari Mana Sumbernya?

Kompas.com - 14/04/2020, 09:23 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Suara dentuman yang beberapa kali terdengar oleh warga pada Sabtu (11/4/2020) dini hari masih menyimpan misteri.

Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan, hingga saat ini belum ada satu pun pihak yang dapat mengungkap penyebab sumber bunyi dentuman tersebut disertai bukti-bukti ilmiahnya.

Kendati demikian, dia mengungkap ada sejumlah dugaan sumber dentuman dari beberapa ahli terkait suara dentuman misterius itu.

"Beberapa pihak sudah mengemukakan dugaan sumber dentuman, meskipun memiliki kelemahan," kata Daryono melalui keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Baca juga: Erupsi Gunung Anak Krakatau, Ini Daftar Gunung Masuk Level Waspada

Berikut beberapa analisis yang telah dirangkum Daryono dan penjelasannya:

1. Gempa tektonik

Ilustrasi gempa bumiShutterstock Ilustrasi gempa bumi

Sebagai pakar kegempaan, Daryono menjelaskan bahwa gempa tektonik memang dapat mengeluarkan bunyi ledakan. 

"Namun, hal ini terjadi jika magnitudonya cukup signifikan dan hiposenter sangat dangkal," ungkapnya.

"Suara ledakan yang timbul saat gempa biasanya hanya sekali saat terjadi deformasi batuan utama, tidak seperti dentuman yang beruntun terus menerus seperti kemarin pagi."

Daryono berkata, ada masyarakat yang mengaitkan suara dentuman Sabtu dini hari itu mirip peristiwa dentuman gempa Bantul, Yogyakarta, pada 2006.

Dalam beberapa kasus, gempa Bantul memang menyebabkan timbulnya suara dentuman, tetapi bunyi dentumannya tidak terus-menerus, di mana satu gempa menghasilkan satu dentuman.

"Gempa Bantul dapat mengeluarkan bunyi karena sumbernya dangkal dan dekat zona karst yang bawah permukaannya berongga sehingga dapat menjadi sumber bunyi jika ada pukulan gelombang seismik," terangnya.

Di Bantul, setiap terjadi dentuman maka sensor seismik selalu mencatat sebagai event gempa, sementara saat terjadi dentuman kemarin sensor gempa BMKG tidak mencatat adanya gempa.

"Berdasarkan fakta ini maka rangkaian suara dentuman Sabtu pagi lalu tidak berkaitan dengan aktivitas gempa tektonik," tegas dia.

2. Peristiwa longsoran

Bencana tanah longsor di Kampung Bottong, Dusun Putu, Lembang Randan Batu,  Kecamatan Makale Selatan, mengakibatkan 3 warga meninggal dunia dan 3 unit rumah rusak tertimbun material, Minggu (05/04/2020)Dok Humas Polres Tana Toraja (Erwin) Bencana tanah longsor di Kampung Bottong, Dusun Putu, Lembang Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, mengakibatkan 3 warga meninggal dunia dan 3 unit rumah rusak tertimbun material, Minggu (05/04/2020)
Longsoran yang dipicu oleh adanya deformasi batuan yang melampaui batas elastisitasnya akan menimbulkan pelepasan energi secara tiba-tiba hingga dapat mengeluarkan suara dentuman.

"Namun demikian, peristiwa longsoran tidak mungkin terjadi secara berulang-ulang, terus-menerus sebanyak dentuman yang didengarkan masyarakat pagi itu," ujar Daryono.

3. Skyquake

Skyquake adalah istilah yang diciptakan oleh sekelompok komunitas untuk menyebut suara-suara yang datang dari langit.

Masyarakat awam pun kini banyak yang ikut-ikutan mengunakan istilah skyquake, padahal belum memahami konsep ilmiahnya.

Padahal, konsep yang sudah mapan terkait bunyi yang bersumber dari peristiwa atmosferik tersebut sudah ada, seperti acoustic wave, infrasonic wave, dan sonic boom.

"Saat terjadi dentuman, tidak ada laporan dari stasiun pendeteksi sonic boom dan tidak ada pesawat terbang dengan kecepatan suara. Sehingga, fenomena skyquake sebagai sumber dentuman saat itu terbantahkan," ungkapnya.

4. Aktivitas petir

Ilustrasi petir saat badai.SHUTTERSTOCK Ilustrasi petir saat badai.

Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa pada kondisi atmosfer ideal, suara petir paling jauh dapat terdengar 16-25 km.

Dengan jarak jangkauan dengar tersebut, sulit diterima jika dikatakan petir yang sama dapat didengar oleh warga di Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Palabuhan Ratu.

Sebagai contoh, jika petir terjadi di Kota Bogor maka tempat terjauh di utara yang dapat mendengar hanya sampai Kota Depok dan tidak sampai ke Jakarta, Tangerang, dan Bekasi.

"Untuk arah tenggara dan selatan maka tempat terjauh yang masih dapat mendengar petir tersebut adalah daerah Gunung Gede-Pangrango, dan tidak sampai ke Sukabumi dan Palabuhan Ratu," ungkapnya.

Orang awam dapat mengenali suara khas petir. Namun, yang terjadi pada Sabtu dini hari, menurut Daryono, lebih mirip dentuman yang “anatominya” berbeda dari suara petir.

Baca juga: BMKG: Dentuman di Jakarta Tak Berkaitan dengan Gunung Anak Krakatau

5. Erupsi Gunung Anak Krakatau (GAK)

Erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat (10/4/2020) malam terpantau kamera pengawas PVMBG.Dok. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Erupsi Gunung Anak Krakatau, Jumat (10/4/2020) malam terpantau kamera pengawas PVMBG.

Jika mengingat peristiwa dua tahun silam, kita juga pernah memiliki pengalaman misteri suara dentuman yang terdengar oleh warga Jawa Barat dan Sumatera Selatan pada akhir Desember 2018.

Saat itu suara dentuman terbukti berkaitan dengan aktivitas GAK yang sedang meletus. Kini, suara dentuman misterius itu muncul lagi saat GAK juga sedang mengalami erupsi.

"Namun, untuk saat ini, adanya dugaan dentuman bersumber dari GAK dibantah dengan alasan suara dentuman tidak terdengar di Pasauran (Banten) dan Kalianda (Lampung). Sehingga, dugaan erupsi GAK sebagai sumber bunyi dentuman, kini menjadi pro dan kontra," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com