Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Wabah Corona, 4 Hal Penting agar Indonesia Tak Jadi Italia-nya ASEAN

Kompas.com - 31/03/2020, 20:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Hal ini dapat dilihat dari data yang diperlihatkan oleh perusahaan Ceubiq dan University of Turin menggunakan data dari perusahaan telepon seluler. Kala itu hanya terjadi pengurangan 50% perpindahan penduduk antarprovinsi dan penurunan interaksi pribadi hanya berkurang 19% antara 22 Februari dan 10 Maret.

Kondisi yang terjadi saat ini di Indonesia mirip dengan yang telah terjadi di Italia bulan lalu. Kebijakan pemerintah Indonesia yang hanya mengimbau pentingnya pembatasan sosial dan kerja di rumah, diperparah tingkat kesadaran masyarakat yang lemah, menjadi faktor yang dapat mempercepat laju penyebaran virus ke depan.

Pemerintah harusnya bersifat tegas namun tidak gegabah.

Kebijakan social distancing ini baru akan efektif jika diikuti dengan berbagai kebijakan perlindungan bidang ekonomi dan sosial.

Saat ini, pemerintah Indonesia telah mengeluarkan sembilan kebijakan di bidang ini termasuk untuk kelompok miskin, namun harus segera ditindaklanjuti dengan peraturan teknis agar masyarakat di bawah dapat merasakan langsung dan paham bagaimana cara memperoleh manfaatnya.

Perlindungan populasi rentan dan berisiko

Kasus Italia mengajarkan kita betapa pentingnya melindungi populasi populasi rentan seperti orang tua, ibu hamil, anak-anak, orang dengan kelainan imunitas tubuh dan orang-orang yang punya riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 atau berisiko tinggi.

Italia merupakan salah satu negara yang memiliki populasi penduduk usia di atas 65 tahun yang tinggi, sebesar 22,8%.

Populasi ini adalah populasi yang rentan, tingkat kematian dalam kasus Covid secara global untuk penduduk usia di atas 60 tahun menempati angka tertinggi: 3,6-14,8%.

Di Indonesia,penduduk dengan usia lanjut (60 tahun keatas sebesar 9,6% atau sekitar 25 juta).

Penduduk usia lanjut biasanya memiliki status kesehatan yang tidak lagi prima. Ketahanan tubuh mereka sangat rentan disusupi virus.

Menurut data Badan Pusat Statistik 2019, angka kesakitan penduduk lansia di Indonesia sebesar 26,20 persen.

Data secara global memperlihatkan bahwa penyakit penyerta seperti penyakit jantung, diabetes, infeksi pernapasan akut, tekanan darah tinggi dan kanker sebagai penyakit yang paling banyak diderita oleh pasien-pasien yang meninggal akibat Covid-19.

Di Indonesia sendiri, saat ini angka kematian tertinggi akibat coronavirus berada pada populasi penduduk 45-65 tahun.

Kegiatan karantina mandiri yang lebih ketat, meningkatkan pengetahuan melalui promosi kesehatan spesifik coronavirus dan melibatkan anggota keluarga yang lebih muda dalam proses perlindungan kepada mereka, seperti tidak terlalu sering melakukan kontak, adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan.

Perlindungan tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan di Indonesia adalah prajurit garda depan tanpa peluru dan alat yang memadai untuk mengobati pasien dan mencegah penyebaran Covid-19. Pemerintah harus meningkatkan perlindungan bagi tenaga kesehatan.

Hingga 23 Maret 2020, ada enam dokter yang telah gugur dan 32 tim medis dan tenaga kesehatan lainnya positif Covid-19. Program-program perlindungan kepada mereka harus ditingkatkan.

Pemerintah harus menjaga ketersediaan alat perlindungan diri bagi petugas kesehatan dengan cara meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, impor maupun penegakan hukum bagi mereka yang mencoba mengambil keuntungan dari keadaan saat ini.

Pemerintah dapat menempuh strategi dengan lebih meningkatkan pelibatan BUMN farmasi seperti Kimia Farma. Saat ini, pelibatan mereka hanya untuk menjaga harga jual agar tetap stabil.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com