Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Olahraga Seperti Apa Yang Cocok untuk Anak-Anak?

KOMPAS.com - Olahraga merupakan aspek krusial dalam tumbuh kembang anak.

Pengaruh besar dari gadget dan teknologi digital pada anak-anak di era modern ini memerlukan keseimbangan melalui aktivitas fisik.

Penting bagi orang tua untuk memasukkan jadwal olahraga dalam kehidupan sehari-hari anak, guna meningkatkan aktivitas fisik mereka dan meningkatkan kesehatan.

Rekomendasi olahraga untuk anak

Seminar dari Ikatan Dokter Anak Indonesia pada Jumat (22/12/2023), diungkapkan rekomendasi dari World Health Organization (WHO) terkait aktivitas fisik bagi anak-anak. 

Rekomendasi tersebut adalah sebagai berikut:

Prof. Dr. dr Rini Sekartini, SpA(K), selaku pembicara, menekankan pentingnya anak-anak melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang hingga tinggi selama minimal 60 menit setiap hari.

"Total 60 menit ini tidak harus didapatkan dalam satu waktu yang sama, tetapi dapat dijumlahkan dalam sehari menjadi 60 menit," kata Rini.

Kegiatan ini sebaiknya dilakukan secara konsisten sepanjang minggu dan sebagian besar harus melibatkan aktivitas aerobik.

Selain itu, Dr. dr. Listya Tresnanti Mirtha, SpKO, juga menyarankan agar dalam memilih aktivitas fisik untuk anak harus mempertimbangkan variasi dan faktor kesenangan yang cocok dengan karakter anak-anak.

"Dalam memilih aktivitas fisik untuk anak, penting untuk mempertimbangkan variasi dan keasyikan yang sesuai dengan sifat alami anak-anak," kata Listya.

Anak-anak juga disarankan untuk melakukan aktivitas dengan intensitas tinggi setidaknya tiga kali dalam seminggu.

Tujuan utama dari rekomendasi ini adalah untuk meningkatkan kekuatan otot dan membantu pertumbuhan massa tulang anak-anak.

Penting juga bahwa aktivitas yang dipilih dapat mengembangkan kemampuan motorik mereka, baik dalam bentuk kegiatan kelompok maupun individu. 

Lantas, olahraga jenis apa yang sesuai untuk diberikan kepada anak-anak?

Jenis olahraga sesuai usia

Memilih mana yang sesuai bagi seorang anak dan remaja lebih dulu kita harus memahami tahapan perkembangan keterampilan motorik anak, daya penglihatan, esensi pembelajaran yang ingin didapatkan, dan penekanan keteramilannya.

Berikut jenis olahraga berdasarkan usianya:

1. Dibawah 1 tahun

Untuk bayi biasanya disebut dengan aktivitas fisik.

"Stimulasi merupakan sarana bermain dan belajar bagi bayi," ungkap Rini.

Stimulasi yang diberikan melalui berbagai bentuk aktivitas fisik ini bukan hanya sekedar bermain, tetapi juga menjadi bagian penting dari proses belajar bayi.

Rini juga menjelaskan bahwa aktivitas seperti terlentang, tengkurap, duduk, merangkak, dan berjalan merupakan bentuk aktivitas fisik penting bagi bayi.

"Terlentang, tengkurap, duduk, merangkak, berjalan itu termasuk aktivitas fisik bayi," kata Rini.

Orang tua sudah dapat mulai mengajarkan aktivitas fisik kepada anak-anak mereka yang berusia di bawah satu tahun.

Aktivitas fisik ini sangat berperan dalam membantu perkembangan bayi, terutama dalam aspek motor kasar.

Salah satu hal terpenting adalah memastikan bahwa bayi berada di tempat yang aman saat melakukan aktivitas fisik.

Orang tua juga harus proaktif dalam memfasilitasi kegiatan fisik ini dan tidak menghalangi bayi untuk bergerak.

2. Usia 2-5 tahun

Pada tahap usia 2 hingga 5 tahun yang mencakup balita dan anak-anak prasekolah, mereka mulai menguasai gerakan dasar.

Namun, pada usia ini, mereka masih terlalu muda untuk terlibat dalam olahraga yang bersifat terlalu terorganisir atau terstruktur.

Listya dalam seminar tersebut, menyarankan agar anak-anak di usia ini lebih banyak melakukan aktivitas fisik yang alami dan spontan.

"Aktivitas seperti lari, melompat, melempar, menangkap, berenang, mengendarai sepeda roda tiga, atau memanjat menjadi pilihan yang sesuai," ujarnya.

Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya menyenangkan tetapi juga penting dalam membantu perkembangan motor kasar pada anak.

Pada masa ini, olahraga berperan penting dalam memperkuat kemampuan dasar motorik kasar anak," kata Rini.

Selain itu, kegiatan fisik ini juga berfungsi untuk melatih kemampuan motorik halus seperti koordinasi mata-tangan, keseimbangan, dan ritme gerak fisik.

3. Usia 6-9 tahun

Anak-anak usia 6 sampai 9 tahun mengalami perkembangan signifikan dalam beberapa aspek seperti penglihatan, rentang perhatian, koordinasi, dan keterampilan motorik.

Pada tahap ini, mereka sudah mampu melakukan olahraga yang memerlukan arahan lebih spesifik.

"Beberapa contoh olahraga yang cocok di kelompok usia ini termasuk softball, sepak bola, tenis, seni bela diri, lari, renang, menari, lompat tali, sepatu roda, memanjat, dan ski," ujar Listya.

Sementara Rini menambahkan bahwa pada usia ini, anak-anak menjadi lebih lincah dan mampu terlibat dalam berbagai jenis permainan yang lebih bervariasi.

Aktivitas fisik yang mereka lakukan biasanya melibatkan gerakan yang berulang-ulang yang membantu dalam pengembangan keterampilan motor mereka seperti melempar menangkap bola.

4. Usia 10-12 tahun

Pada usia 10 sampai 12 tahun, anak-anak memasuki fase awal masa remaja.

Sebagian besar anak-anak sudah memiliki pemahaman yang lebih matang dan kemampuan untuk mengingat serta menerapkan strategi dalam olahraga.

"Maka dari itu, mereka biasanya sudah siap untuk mengikuti olahraga dengan keterampilan yang lebih kompleks," kata Listya.

Contoh olahraga yang sesuai untuk kelompok usia ini adalah sepak bola, bola basket, dan bola voli.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/12/28/063600723/olahraga-seperti-apa-yang-cocok-untuk-anak-anak-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke