Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apakah Semua Mamalia Mengalami Menopause?

KOMPAS.com - Perempuan akan berhenti memproduksi sel telur jauh sebelum masa hidup mereka berakhir atau yang dikenal dengan menopause.

Akan tetapi di alam liar, sedikit hewan mamalia betina yang mencapai titik tersebut. Tercatat, selain manusia, hanya beberapa paus yang mengalami menopause.

Ini menimbulkan pertanyaan apakah semua mamalia mengalami menopause atau tidak?

Menopause pada hewan mamalia

Dikutip dari New Scientist, Jumat (27/10/2023) sebuah makalah yang ditulis oleh Ivana Winkler dan Angela Goncalves dari Pusat Penelitian Kanker Jerman menyatakan, menopause sebenarnya tersebar luas di kalangan mamalia. Tidak hanya terbatas pada manusia.

Goncalves mempelajari bagaimana saluran reproduksi betina menua pada tikus.

“Sangat jelas bahwa tikus di penangkaran mengalami masa menopause seperti pada manusia,” katanya.

Ia kemudian mencari tahu mamalia lain mana lagi yang mengalami menopause dengan meninjau penelitian yang dipublikasikan.

Tapi itu tidak semudah perkiraan.

Masalah pertama adalah sebagian besar hewan mamalia lain tidak mengalami menstruasi dalam artian mengeluarkan darah saat lapisan rahim terlepas. Sebaliknya, lapisan rahim diserap kembali.

Ahli biologi sendiri tidak mendefinisikan menopause dalam arti sempit, yaitu berakhirnya menstruasi. Ini karena sebagian besar hewan mamalia memang tidak mengalami menstruasi sejak awal.

Ahli biologi umumnya menggunakan istilah menopause dalam arti yang lebih luas.

"Istilah digunakan dalam literatur untuk mengartikan penghentian reproduksi dan tidak bergantung pada menstruasi," kata Simon Chapman dari Universitas Turku di Finlandia.

Hal fisik utama yang diakibatkan oleh menopause adalah ovarium berhenti melepaskan sel telur – oopause.

Namun mencari tahu apakah dan kapan sebagian besar mamalia mengalami oopause bukanlah hal yang mudah.

Pada beberapa spesies, ada tidaknya siklus reproduksi dapat ditentukan secara langsung, misalnya dengan melihat kadar hormon dalam darah. Hanya saja para ilmuwan biasanya hanya dapat melakukan penelitian seperti itu pada hewan penangkaran.

Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagian besar mamalia berhenti memproduksi telur jika mereka hidup cukup lama.

Faktanya, mamalia betina biasanya mengalami oopause ketika mereka berada antara sepertiga dan dua pertiga dari masa hidup maksimum mereka.

"Ini menunjukkan bahwa sistem reproduksi perempuan berhenti bekerja lebih awal dibandingkan bagian tubuh lainnya. Dan bagi saya, sangat relevan bahwa hal ini juga terjadi pada spesies lain," kata Goncalves.

Penelitian ini pun memberikan bukti bahwa menopause umum terjadi pada banyak mamalia.

Studi dipublikasikan di jurnal Cell.

Bukti menopause pada mamalia lain

Sementara itu, bukti baru menunjukkan, menopause umum terjadi pada mamalia terungkap dalam sebuah laporan yang dipublikasikan di Science.

Peneliti menemukan bukti pertama menopause pada simpanse liar.

Dikutip dari Phys, bukti ini ditemukan oleh tim peneliti yang mempelajari komunitas simpanse liar di Ngogo di Taman Nasional Kibale di Uganda barat selama dua dekade.

Mereka menemukan betina dalam populasi tersebut dapat mengalami menopause.

Data ini dapat membantu para peneliti lebih memahami mengapa menopause dan kelangsungan hidup pasca fertilitas terjadi di alam dan bagaimana hal tersebut berevolusi pada spesies manusia.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/10/28/090000323/apakah-semua-mamalia-mengalami-menopause-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke