Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Banyak Lempeng Tektonik yang Ada di Bumi?

KOMPAS.com - Lempeng tektonik Bumi menjadi salah satu faktor yang sering memicu terjadi gempa bumi di sebagian besar wilayah di dunia.

Terutama di negara yang wilayahnya berada di jalur lempeng tektonik. Seperti Indonesia, yang yang sebagian besar wilayahnya berada di jalur lempeng Indo-Australia, maupun lempeng Eurasia.

Terbentuknya lempeng tektonik ini tidak terlepas dari sejarah Bumi di masa lalu. Miliaran tahun yang lalu, permukaan bumi merupakan lautan batuan cair.

Saat magma yang mendidih ini berangsur-angsur mendingin, magma membentuk cangkang berbatu yang berkesinambungan, dengan mineral-mineral yang lebih padat menyatu ke bagian dalam planet dan mineral-mineral yang kurang padat naik ke permukaan.

“Begitulah cara lempeng terbentuk di permukaan bumi,” kata Catherine Rychert, ahli geofisika di Woods Hole Oceanographic Institution di Massachusetts.

"Lempeng adalah kerak bumi lalu sedikit mantel di bawahnya, serta material yang lebih lunak," tambahnya.

Bahan material di dalam lempeng Bumi tersebut lebih panas dan mudah bergerak. Perbedaan kekuatan antara lapisan-lapisan tersebut memunginkan lempeng-lempeng di atasnya bergerak, bertabrakan, dan menyimpang.

Di zona ini terbentuklah keretakan dan pegunungan, serta gunung berapi dan gempa bumi yang memicu kehidupan.

Jumlah lempeng tektonik Bumi

Akan tetapi, sebenarnya berapa banyak lempeng tektonik yang menutupi permukaan Bumi?

Dikutip dari Live Science, Kamis (12/10/2023) diperkirakan jumlah lempeng tektonik planet ini berkisar dari selusin hingga hampir 100 lempeng.

Sebagian besar ahli geologi sepakat bahwa terdapat antara 12 dan 14 lempeng "primer" tektonik yang menutupi sebagian besar permukaan Bumi.

Masing-masing lempeng tektonik ini mempunyai luas setidaknya 20 juta Km persegi, dengan yang terbesar adalah lempeng Amerika Utara, Afrika, Eurasia, Indo-Australia, Amerika Selatan, Antartika, dan Pasifik.

Akan tetapi, yang paling monumental adalah Lempeng Pasifik, yang luasnya mencapai 103,3 juta Km persegi, diikuti oleh Lempeng Amerika Utara, yang luasnya 75,9 juta Km persegi.

"Selain tujuh lempeng yang sangat besar, ada lima lempeng lainnya yang berukuran lebih kecil, yakni di Laut Filipina, Cocos, Nazca, Arab, dan Juan de Fuca," jelas Saskia Goes, ahli geofisika di Imperial College London.

Beberapa ahli geologi menghitung Lempeng Anatolia (bagian dari Lempeng Eurasia) dan Lempeng Afrika Timur (bagian dari Lempeng Afrika) sebagai entitas yang terpisah.

Namun segalanya menjadi lebih rumit ketika melihat batas lempeng, di mana lempeng tektonik menyebabkan lempeng pecah menjadi pecahan yang lebih kecil yang disebut lempeng mikro.

Lempeng mikro ini luasnya kurang dari 1 juta km persegi dan beberapa ilmuwan memperkirakan jumlahnya ada sekitar 57 di Bumi.

Hanya saja, lempeng mikro ini tidak dimasukkan dalam peta dunia. 

“Jumlah lempeng mikro akan terus berubah, tergantung pada bagaimana para ilmuwan memilih untuk mendefinisikannya, dan seiring kita mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana dan di mana letak deformasi pada batas lempeng,” kata Goes.

Ketika para ahli geologi memahami teka-teki dinamis ini, pergerakan lempeng bumi menciptakan beberapa skenario yang menarik.

Misalnya yang terjadi pada Lempeng Pasifik. Lempeng dengan pergerakan tercepat ini, menuju ke arah barat laut 7 hingga 10 Cm per tahun.

“Gerakan cepat ini disebabkan oleh cincin zona subduksi di sekitarnya, atau dikenal sebagai Cincin Api, tempat gaya gravitasi menarik lempeng-lempeng tersebut ke dalam bumi,” terang Rychert.

Dengan adanya kekuatan pergerakan itu, seperti apa permukaan planet kita di masa mendatang masih menjadi misteri. Bisa saja, gerakan lempeng dapat membuat sebuah benua hilang.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/10/15/093000123/berapa-banyak-lempeng-tektonik-yang-ada-di-bumi-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke