Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Berapa Lama Bisa Bertahan di Luar Angkasa Tanpa Baju Astronot?

KOMPAS.com - Baju astronot adalah perlengkapan wajib yang harus dikenakan para penjelajah luar angkasa.

Sebab, tanpa baju khusus, astronot tak akan bisa melakukan misi di luar angkasa yang memiliki kondisi lingkungan sangat berbeda dengan di Bumi.

Akan tetapi, apa yang akan terjadi pada astronot tanpa menggunakan baju khusus tersebut?

Bertahan tanpa baju astronot

Dikutip dari Live Science, Minggu (6/8/2023) seseorang tidak akan bertahan lama di luar angkasa tanpa baju astronot mereka.

"Dalam waktu yang sangat singkat, dalam hitungan 10 hingga 15 detik. Anda akan tidak sadarkan diri karena kekurangan oksigen," kata Stefaan de Mey, petugas strategi senior di European Space Agency (ESA).

Di ruang hampa yang gelap, oksigen yang menopang kita akan menjadi masalah serius. 

"Oksigen mulai mengembang dan memecahkan paru-paru Anda, mencabik-cabiknya - dan itu akan menyebabkan darah Anda mendidih dan menggelegak, yang segera akan menyebabkan emboli dan berdampak fatal pada tubuh Anda," terang de Mey.

Tak hanya astronot yang harus mengenakan baju khusus saat di luar angkasa. Penyelam juga menghadapi bahaya serupa ketika tekanan air berkurang saat mereka naik dari kedalaman.

Sebelum memasuki ruang hampa tanpa perlindungan, seseorang harus mengosongkan paru-paru sebanyak mungkin.

Kurangnya tekanan juga menyebabkan masalah mematikan lainnya, meskipun tidak segera. Cairan tubuh, seperti air liur dan air mata, akan mulai mendidih.

Tubuh manusia juga akan mengembang, tetapi kulitnya akan cukup elastis untuk mengatasi perubahan tekanan.

Dalam skenario lain, seseorang akan memiliki beberapa detik sebelum oksigen dalam aliran darah habis, dan menyebabkan pingsan.

Kematian otak akan terjadi dalam beberapa menit, kecuali segera jika diselamatkan dan dibawa kembali ke lingkungan wahana luar angkasa yang bertekanan dan kaya oksigen, masih ada harapan untuk sadar kembali.

Perlindungan dari baju astronot

Selain memberikan oksigen dan tekanan yang vital, pakaian antariksa juga melindungi astronot dari bahaya lainnya.

"Ada masalah suhu dan ancaman radiasi serta mikrometeorid. Jadi pakaian antariksa dirancang untuk memberikan perlindungan fisik para astronot di luar angkasa," tambah de Mey.

Di orbit rendah Bumi (LEO), seorang astronot juga akan mengalami suhu ekstrem mulai dari minus 150 hingga 120 derajat Celsius.

Kondisi tersebut akan menyebabkan luka bakar atau pembekuan, meski tidak segera terjadi.

Pakaian antariksa juga melindungi dari berbagai jenis radiasi.

Paparan radiasi elektromagnetik dari matahari dalam waktu lama atau jangka panjang akan menyebabkan masalah kesehatan, termasuk penyakit radiasi dan peningkatan risiko kanker. Sinar UV juga akan membakar kulit.

Mikrometeoroid dan puing-puing antariksa juga menimbulkan bahaya lain.

Itu bergerak dengan kecepatan beberapa atau puluhan Kilometer per detik dan merupakan ancaman bagi satelit, pesawat ruang angkasa, dan astronot yang melakukan aktivitas ekstra kendaraan (EVA), atau perjalanan ruang angkasa.

Pakaian antariksa dirancang dengan banyak lapisan untuk membantu melindungi astronot dari kemungkinan mikrometeoroid atau puing-puing luar angkasa yang berkeliaran di orbit.

Jadi berada di luar angkasa tanpa baju astronot bisa dipastikan menjadi sangat mematikan.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/08/07/130000723/berapa-lama-bisa-bertahan-di-luar-angkasa-tanpa-baju-astronot-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke