Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Penyebab Endometriosis yang Dialami Jutaan Wanita di Dunia?

KOMPAS.com - Para ilmuwan percaya mereka telah menemukan faktor risiko penyebab endometriosis. Menurut para peneliti, endometriosis disebabkan oleh bakteri yang biasa ditemukan di usus dan mulut manusia.

Jika penelitian lebih lanjut mengkonfirmasi temuan ini, maka menghilangkan bakteri tersebut bisa menjadi cara yang mungkin untuk mengobati penyakit yang menyakitkan ini.

Dikutip dari IFL Science, Senin (19/6/2023) endometriosis memengaruhi sekitar 10 persen wanita dan anak perempuan usia reproduksi. Itu berarti ada 190 juta orang di seluruh dunia yang mengalami kondisi tersebut.

Endometriosis adalah penyakit yang berkaitan dengan reproduksi wanita, di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di tempat lain, seperti indung telur dan saluran tuba.

Hal itu kemudian mengakibatkan nyeri panggul, masalah kesuburan, perut kembung, mual, kelelahan, dan berbagai hal tidak menyenangkan lainnya.

Ini bisa menjadi kondisi yang membuat frustrasi untuk dihadapi, paling tidak karena tidak ada obat yang diketahui dan sangat sedikit gagasan tentang apa penyebab endometriosis tersebut.

Dalam studi baru tentang faktor penyebab endometriosis, para ilmuwan berhasil menyoroti masalah yang sangat dibutuhkan tersebut.

Bakteri penyebab endometriosis

Dalam sebuah studi baru, para ilmuwan di Universitas Nagoya dan Rumah Sakit Toyota Kosei di Jepang menemukan faktor risiko penyebab endometriosis.

Mereka menemukan bahwa 64 persen pasien dengan endometriosis memiliki Fusobacterium di lapisan rahim mereka, dibandingkan dengan kurang dari 10 persen peserta dalam kelompok kontrol.

Fusobacterium adalah bagian dari mikrobioma normal mulut, saluran pencernaan, dan saluran kelamin wanita.

Namun, penelitian ini menemukan bahwa wanita dengan endometriosis cenderung memiliki keberadaan bakteri yang jauh lebih banyak di alat kelamin mereka dibandingkan mereka yang tidak menderita penyakit tersebut.

Meski seringkali tidak berbahaya, pertumbuhan berlebih dari bakteri ini telah dikaitkan dengan sejumlah penyakit, terutama penyakit gusi dan radang gusi.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana bakteri tersebut menjadi salah satu faktor penyebab endometriosis, peneliti melakukan beberapa percobaan pada tikus laboratorium.

Mereka menemukan bahwa rahim tikus yang terinfeksi Fusobacterium memiliki lesi yang lebih banyak dan lebih berat, yang merupakan tanda umum dari endometriosis.

Peneliti juga mengumpulkan beberapa wawasan tentang mengapa Fusobacterium terkait dengan endometriosis pada tingkat molekuler.

Dengan malacak protein spesifik, para peneliti menemukan bukti bahwa keberadaan bakteri tersebut memicu respons imun bawaan di sekitar lesi endometriosis.

Akan tetapi, yang terpenting, lesi menyusut saat tikus diberi antibiotik yang memerangi Fusobacterium.

Ini masih awal untuk penelitian ini, tetapi temuan menunjukkan bahwa ini bisa menjadi jalan yang memungkinkan untuk perawatan di masa depan.

"Pemberantasan bakteri ini dengan pengobatan antibiotik dapat menjadi pendekatan untuk mengobati endometriosis bagi wanita yang positif terinfeksi Fusobacteria, dan wanita tersebut dapat dengan mudah diidentifikasi dengan usap vagina atau usap rahim," ungkap Yutaka Kondo dari Fakultas Kedokteran Universitas Nagoya dalam sebuah pernyataan.

Pengobatan yang tersedia secara luas masih jauh dari harapan, tetapi Rumah Sakit Universitas Nagoya mengumumkan bahwa mereka saat ini berada di tengah uji klinis yang melibatkan pengobatan antibiotik untuk pasien manusia dengan endometrios.

Studi baru tentang bagaimana bakteri Fusobacteria menjadi faktor penyebab endometriosis pada wanita ini telah diterbitkan dalam jurnal Science Translational Medicine.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/06/20/100000723/apa-penyebab-endometriosis-yang-dialami-jutaan-wanita-di-dunia-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke