Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Penyebab Terjadinya Bulan Purnama?

KOMPAS.com - Bulan purnama atau full moon adalah salah satu dari 8 fase bulan. Saat bulan purnama, seluruh permukaan Bulan yang diterangi cahaya dapat terlihat dari Bumi.

Bulan purnama biasanya dianggap sebagai fase bulan yang paling mencolok karena selama fase ini sebagian besar sinar matahari terpantul dari Bulan ke Bumi.

Penyebab terjadinya bulan purnama

Separuh Bulan selalu menghadap Matahari saat mengorbit, dan separuh lainnya selalu terang dan separuh lainnya selalu gelap. 

Saat Bulan bergerak melalui orbitnya, jumlah permukaan bulan yang diterangi yang terlihat dari Bumi berubah, menciptakan fase bulan. 

Dilansir dari Encyclopedia Britannica, bulan purnama terjadi saat bulan mencapai titik tengah orbitnya, yaknu saat tepat berseberangan dengan Matahari, dengan Bumi berada di antaranya.

Karena posisinya berlawanan dengan Matahari, bulan purnama terbit saat matahari terbenam dan terbenam saat matahari terbit.

Selama dan sekitar malam bulan purnama, benda langit lain, seperti bintang dan planet, lebih sulit diamati karena cahaya Bulan yang menyilaukan. 

Sulit juga untuk mengamati permukaan Bulan itu sendiri saat penuh karena cahayanya cenderung menghilangkan fitur topografi.

Siklus fase bulan berlangsung mendekati satu bulan, yakni pada 29,5 hari. Dengan demikian, bulan purnama biasanya terjadi sekali per bulan kalender, tetapi, ketika bulan purnama terjadi dalam dua hari pertama bulan tertentu, bulan purnama kedua dapat terjadi dalam bulan yang sama. 

Fenomena ini, yang dikenal sebagai "bulan biru", terjadi rata-rata setiap 33 bulan sekali, meskipun ada tahun-tahun di mana dua bulan biru terjadi.

Fase-fase Bulan

Fase Bulan menggambarkan berapa banyak permukaan Bulan yang diterangi dari sudut pandang manusia Bumi. Dilansir dari Space, berikut adalah 8 fase Bulan dan penjelasannya:

1. Bulan baru

Bulan baru adalah fase ketika Bulan berada di antara Bumi dan Matahari.

Saat itu, sisi Bulan yang menghadap ke arah Bumi tidak menerima sinar Matahari langsung. Ia hanya diterangi oleh sinar Matahari redup yang dipantulkan dari Bumi. 

2. Bulan sabit berlilin

Saat Bulan bergerak mengelilingi Bumi, sisi yang dapat dilihat dari Bumi secara bertahap menjadi lebih terang karena mendapat cahaya langsung dari Matahari.

3. Kuartal pertama

Kuartal pertama adalah fase ketika Bulan berada 90 derajat dari Matahari dan setengahnya a diterangi dari sudut pandang manusia di Bumi.

Fase ini disebut "kuartal pertama" karena Bulan telah melakukan sekitar seperempat perjalanan mengelilingi Bumi sejak Bulan baru. 4.Waxing gibbous 

Waxing gibbous adalah fase Bulan ketika area iluminasi terus meningkat. 

Saat fase ini berlangsung, lebih dari separuh wajah Bulan tampak disinari oleh Matahari. 

5. Bulan purnama

Saat fase Bulan purnama, Bulan berjarak 180 derajat dari Matahari dan berada sedekat mungkin untuk diterangi sepenuhnya oleh Matahari dari sudut pandang di Bumi.

Matahari, Bumi, dan Bulan sejajar, tetapi karena orbit Bulan tidak persis sama dengan orbit Bumi mengelilingi matahari, mereka jarang membentuk garis yang sempurna. 

6. Gibbous memudar

Pada fase ini, lebih dari separuh wajah Bulan tampak mendapatkan sinar Matahari, tetapi jumlahnya berkurang. 

7. Kuartal terakhir

Fase kuartal terakhir terjadi ketika Bulan telah berpindah seperempat perjalanan mengelilingi Bumi ke posisi kuarter ketiga. 

Cahaya Matahari kini menyinari separuh wajah Bulan yang terlihat.

8. Bulan sabit yang memudar

Pada fase terakhir ini, kurang dari separuh wajah Bulan tampak mendapatkan sinar Matahari, meski jumlahnya semakin berkurang.

Setelah ini, Bulan kembali ke fase awal, yakni Bulan baru.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/06/03/200000623/apa-penyebab-terjadinya-bulan-purnama-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke