Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Kekurangan Protein?

KOMPAS.com - Kekurangan protein atau hipoproteinemia terjadi jika kita memiliki kadar protein yang rendah dalam darah. 

Kondisi demikian dapat terjadi jika kita tidak mendapatkan cukup protein dari makanan untuk memenuhi kebutuhan tubuh harian, misalnya saat mengikuti diet yang sangat membatasi konsumsi protein. 

Apa yang terjadi pada tubuh jika kekurangan protein?

Dilansir dari Healthline, berikut adalah hal-hal yang terjadi pada tubuh jika kekurangan protein.

1. Masalah pada kulit, rambut, dan kuku

Kekurangan protein sering meninggalkan bekas pada kulit, rambut, dan kuku, yang sebagian besar terbuat dari protein.

Penipisan rambut, warna rambut pudar, rambut rontok (alopecia), dan kuku rapuh merupakan gejala umum dari kekurangan protein.

Namun, gejala ini tidak mungkin muncul kecuali kita mengalami kekurangan protein yang parah.

2. Kehilangan massa otot 

Otot adalah cadangan protein terbesar di tubuh. Ketika kita kekurangan protein, tubuh cenderung mengambil protein dari otot rangka untuk mempertahankan jaringan dan fungsi tubuh yang lebih penting. 

Akibatnya, seiring waktu, kekurangan protein menyebabkan pengecilan otot. Bahkan, kekurangan protein dalam tingkat sedang dapat menyebabkan pengecilan otot, terutama pada orang lanjut usia.

Satu studi pada pria dan wanita lanjut usia menemukan bahwa kehilangan otot lebih mungkin terjadi pada mereka yang mengonsumsi protein dalam jumlah paling sedikit.

3. Pertumbuhan terhambat

Protein tidak hanya membantu menjaga massa otot dan tulang, tetapi juga penting untuk pertumbuhan tubuh.

Dengan demikian, kekurangan protein bisa berbahaya bagi anak-anak yang tubuhnya sedang dalam masa pertumbuhan.

Studi observasi menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara asupan protein rendah dan gangguan pertumbuhan.

4. Fungsi kekebalan tubuh terganggu

Kekurangan protein juga dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh. Gangguan fungsi kekebalan dapat meningkatkan risiko atau tingkat keparahan infeksi.

Satu studi kecil pada wanita lanjut usia menunjukkan bahwa mengikuti diet rendah protein selama sembilan minggu secara signifikan mengurangi respons kekebalan tubuh mereka.

5. Nafsu makan dan asupan kalori lebih besar

Meskipun nafsu makan yang buruk adalah salah satu gejala kekurangan protein yang parah, kebalikannya, yakni nafsu makan yang besar, tampaknya berlaku untuk kekurangan protein yang lebih ringan.

Ketika asupan protein tidak mencukupi, tubuh berusaha mengembalikan pasokan protein dengan meningkatkan nafsu makan.

Dengan demikian, asupan protein yang tidak mencukupi dapat menyebabkan penambahan berat badan dan obesitas.

Meski tidak semua penelitian mendukung hipotesis tersebut, protein jelas lebih mengenyangkan daripada karbohidrat dan lemak.

Inilah salah satu alasan mengapa peningkatan asupan protein dapat mengurangi asupan kalori secara keseluruhan dan mendorong penurunan berat badan.

Cara meningkatkan asupan protein

Protein terkandung dalam berbagai macam makanan hewani dan nabati. Memilih sumber protein bergizi dianjurkan untuk mendapatkan kesehatan dan kebugaran yang optimal.

Dilansir dari Verywell Fit, berikut adalah makanan yang mengandung protein dalam jumlah tinggi:

  • Polong-polongan 
  • Keju
  • Telur
  • Greek yogurt
  • Daging sapi atau ayam tanpa lemak
  • Kacang dan selai kacang
  • Gandum
  • Biji gandum
  • Makanan laut
  • Biji-bijian 
  • Tahu

Protein sangat penting untuk semua sel dan jaringan tubuh. Jika kekurangan pasokan protein, fungsi tubuh pun akan terganggu.

https://www.kompas.com/sains/read/2023/01/30/120000623/apa-yang-terjadi-pada-tubuh-jika-kekurangan-protein

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke