Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meteorit Berusia 4,6 Miliar Tahun Ungkap Asal-usul Air di Bumi

Meteorit kuno berusia 4,6 miliar tahun ini, ternyata mengandung air yang sangat mirip dengan komposisi kimiawi air yang ditemukan di Bumi.

Hal tersebut memberikan penjelasan yang mungkin, tentang bagaimana planet kita memperoleh air yang menjadi pendukung kehidupan Bumi.

Mengutip Live Science, Minggu (27/11/2022) ketika planet-palnet berbatu di Tata Surya muda pertama kali bergabung, mereka terlalu dekat dengan Matahari untuk membentuk lautan. Ini membuat Bumi muda tak jauh beda dengan Mars saat ini, tandus dan tak ramah.

Peneliti berpikir, kondisi itu kemudian berubah setelah Bumi mendingin dan itu terjadi ketika rentetan asteroid es dari luar Tata Surya membawa air beku ke Bumi dan mencair setelahnya.

Dan sekarang, analisis batu meteorit yang ditemukan di Winchcombe, Inggris, telah mendukung teori ini.

Luke Daly, rekan penulis studi dari University of Glasgow mengatakan, analisis pada meteorit Winchcombe ini memberikan wawasan tentang bagaimana Bumi bisa memiliki air, sumber dari begitu banyak kehidupan.

"Para peneliti akan terus mengerjakan spesimen ini selama bertahun-tahun yang akan datang, membuka lebih banyak rahasia tentang asal-usul tata surya kita," ungkapnya.

Untuk menganalisis mineral dan elemen di dalam batu, peneliti memoles, memanaskan, dan memberi paparan dengan sinar-X dan laser. Hasilnya peneliti mengungkapkan, bahwa meteorit berasal dari asteroid yang mengorbit di sekitar Jupiter dan 11 persen massa meteorit itu adalah air.

Hidrogen dalam air asteroid terdiri dalam dua bentuk, hidrogen normal dan isotop hidrogen yang dikenal sebagai deuterium, yang membentuk "air berat".

Para ilmuwan menemukan, bahwa rasio hidrogen terhadap deuterium cocok dengan rasio yang ditemukan dalam air di Bumi, yang secara kuat menyiratkan bahwa air meteorit dan air planet kita memiliki titik asal yang sama.

Sementara asam amino, penyusun protein dan kehidupan selanjutnya, juga ditemukan di dalam batu.

Untuk memperluas penelitian ini, para ilmuwan juga dapat menganalisis batuan luar angkasa lain di sekitar tata surya, seperti asteroid Ryugu, yang juga ditemukan mengandung bahan penyusun kehidupan.

Lebih lanjut, sebuah survei komprehensif terhadap batuan antariksa tata surya dapat memberi para ilmuwan wawasan yang lebih baik, tentang batuan mana yang membantu menyemai Bumi purba dan dari mana asalnya.

Studi dipublikasikan di jurnal Science Advances.

https://www.kompas.com/sains/read/2022/11/28/080500323/meteorit-berusia-4-6-miliar-tahun-ungkap-asal-usul-air-di-bumi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke